Start Back Next End
  
6
diputarbalikkan, dan diubah, mengacu pada pendekatan segi estetik film dokumenter
dan film-film non-fiksi lainnya.”
Saung-Sinema (2011) menjelaskan bahwa, “Pada perkembangannya, muncul
sebuah istilah baru yakni Dokudrama.
Dokudrama adalah genre dokumenter dimana
pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan
yang detail. Genre dalam dokumenter saat ini sudah sangat pesat dan beragam, ada tiga
genre dalam dokumenter namun setiap karya memiliki perbedaan:
1.
Film dokumentasi adalah perekaman gambar dan suara yang hanya merekam
kejadian faktual dan aktual tanpa didasari ideologi apapun untuk disebarkan
kepada penontonnya, juga tidak memiliki alur cerita.
2.
Junalistik televisi adalah tayangan berdasarkan perekaman gambar dan suara
faktual untuk disampaikan pada pemirsa setelah melewati proses editing untuk
disesuaikan dengan naskah pemberitaan. Jadi dalam karya jurnalistik televisi
sudah ada ideologi.
3.
Film Dokumenter adalah sebuah film yang menggunakan perekaman gambar
dan suara yang faktual dan aktual. Film jenis ini juga memiliki tujuan dan
ideologi, sehingga seringkali dikaitkan dengan jurnalistik. Namun perbedaan
antara dokumenter dengan tipe audio-visual lainnya adalah story-telling
(penceritaan) yang dimiliki karya dokumenter, sedangkan karya jurnalistik dan
dokumentasi tidak memilikinya.
Dari ketiga perbedaan tersebut, ada beberapa unsur yang tetap dan penggunaannya,
yakni unsur visual dan verbal yang biasa digunakan dalam dokumenter. 
Unsur Visual:
1.
Observasionalisme reaktif: pembuatan film dokumenter dengan bahan yang
sebisa mungkin diambil langsung dari subyek yang difilmkan. Hal ini
berhubungan dnegan ketepatan observasi oleh operator kamera/sutradara.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter