Start Back Next End
  
8
Mbok Nasilah menyuguhkan rokok temuannya untuk para kusir yang sering
mengunjungi warungnya. Kebiasaan nginang yang sering dilakukan para kusir
mengakibatkan kotornya warung Mbok Nasilah, sehingga dnegan menyuguhkan
rokok, ia berusaha agar warungnya tidak kotor.
Pada awalnya ia mencoba meracik rokok. Salah satunya dengan
mengoplos cengkeh dalam rajangan tembakau. Campuran ini kemudian dilinting
dengan kelobo atau daun jagung kering dan diikat dengan benang. Rokok ini
disukai oleh para kusir dokar dan pedagang keliling. Salah satu penggemarnya
adalah Nitismeito yang saat itu menjadi kusir.
Nitisemito lantas mempersunting Nasilah dan menegmbangkan rokok
kretek menjadi mata dagangan utama. Usaha ini maju pesat. Nitisemito memberi
label rokoknya Rokok
Tjap Kodok Mangan Ulo (Rokok Cap Kodok Makan
Ular). Lantaran nama ini tidak membawa hoki dan malah menjadi bahan
tertawaan, namanya diganti dengan Tjap Bulatan Tiga. Lantaran gambar bulatan
dalam kemasan mirip bola, merek ini kerap disebut Bal Tiga. Julukan ini
akhirnya menjadi merek resmi dengan tambahan Nitisemito (Tjap Bal Tiga H.M.
Nitisemito).
   
Gambar 02. Tjap Bal Tiga
Sumber : Badil, 2011, Kretek Jawa, Gaya Hidup Lintas Budaya
Bal Tiga resmi berdiri pada 1914 di Desa Jati, Kudus. Setelah sepuluh
tahun beroperasi, Nitisemito mampu
membangun pabrik besar di atas lahan 6
hektar di Desa Jati. Ketika itu di Kudus telah berdiri 12 perusahaan rokok besar,
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter