Start Back Next End
  
10
startegi dagang Bal Tiga dari M. Karmaen, teman sekolahnya di HIS Semarang
yang ternyata adalah menantu Nitisemito.
Minak Jinggo laku di pasaran dan pada 1932 memnidahkan markasnya
ke Kudus. Untuk memperluas pasar, Kho Djie Siong meluncurkan produk baru,
yang diberi nama Nojorono. Setelah Minak Djinggo, muncul beberapa
perusahaan rokok lain yang mampu bertahan hingga kini seperti rokok Djamboe
Bol milik H.A. Ma’Roef, rokok Sukun milik M. Wartono dan Djarum yang
didirikan Oei Wie Gwan.
Pada 25 Agustus 1951, Oei Wie Gwan mendirikan perusahaan rokok
kretek Djarum di Kudus. Sebelumnya Oei Wie Gwan dikenal sebagai pengusaha
pabrik petasan dengan merek Leo di Rembang. Lantaran muncul larangan
membunyikan petasan, akhirnya ia menutup pabrik petasannya dan mendirikan
pabrik rokok Djarum tersebut. Pada 1955, Djarum mulai memperluas produksi
dan pemasarannya. Produksinya makin besar setelah menggunakan mesin
pelinting dan pengolah tembakau pada 1967.
Pada 1963, pabrik rokok Djarum terbakar hebat dan menderita banyak
kerugian. Lalu sesudah kematian Oei Wie Gwan, perusahaan rokok itu
diteruskan oleh dua orang anak lelakinya; Bambang Hartono dan Budi Hartono;
yang wkatu itu masih kuliah di Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri
Diponegoro, Semarang.
.
( Suryo Sukendro,2007. Filosofi Rokok
halaman 47
paragraf ke-1 )
2.2 PD Taru Martani
2.2.1 Sejarah PD Taru Martani
Pabrik cerutu PD Taru Martani yang kini telah berusia 95 tahun (1918 –
2013), memiliki sejarah penting bagi industri rokok di dalam negri. Perusahaan
rokok cerutu peninggalan Belanda yang berlokasi di Yogyakarta ini sempat
menikmati masa kejayaan dan juga cukup lama kembang kempis dalam
perjalanannya. Namun ditengah berbagai badai yang menimpa, PD Taru Martani
tetap berdiri, bahkan tetap ada tanda –
tanda untuk bangkit kembali dari
keterpurukan.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter