14
Karno, Bung Hatta, Amir Syarifuddin, Mr Subarjo dan Mr Sunaryo.Bersama Mr
Subarjo mereka (D.N. aidit dan wikana) membentuk pusat pelatihan pemuda yang
mereka beri nama "Asrama Kemerdekaan", bertempat di rumah Wikana, atas prakarsa
Kaigun
(angkatan laut Jepang). Pemuda-pemuda bekas gerindom, antara lain AM
Hanafi, D.N. Aidit, Armansyah dan pemuda-pemuda sayap kiri dari Indonesia Muda,
merupakan inti revolusioner dari Angkatan Baru Indonesia. Mereka juga membangun
organisasi semi-militer bernama "Barisan Benteng" yang dipimpin Chalid Rasyid,
D.N. Aidit, Salam dan lain-lain.
1945
-
Pada tanggal 15 agustus 1945, Chairul Saleh dan Wikana lalu D.N.
Aidit, Djohar Noer, Pardjono, Aboebakar, Soedewo, Armansjah, Soebadio
Sastrosatomo, Soeroto, dan Joesoef Koento. Mereka adalah aktivis
pemuda antifasis
dari Asrama Menteng 31. Para pemuda itu baru saja mendesak Soekarno agar
memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Tapi Bung Karno menolak.
Mohammad Hatta yang datang belakangan pun tak setuju dengan ide mereka. Terjadi
pertengkaran antara pihak muda dengan Soekarno. Inilah malam yang dikenang
hingga kini karena berjasa mempercepat proklamasi. Setelah Bung Karno menolak,
Kamis dini hari itu, para pemuda yang dipimpin oleh Soekaeni nekat menjalankan
rencana B, yakni menculik dan membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok,
Karawang.
1945
-
Pada awal September 1945, setelah proklamasi kemerdekaan, aktivis
Menteng 31 sepakat membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API). Wikana menjadi
ketua umum, serketaris dijabat oleh A.M. Hanafi. Sedangkan
D.N. Aidit menjadi
ketua API di Jakarta Raya. Pada tanggal 19 September 1945, ketika itu API bersama
buruh dan tani memprakarsai sebuah rapat raksaksa di lapangan Ikada (sekarang
Monas) untuk menunjukan dukungan rakyat kepada para pemimpin negara. Tapi,
|