(wetland) tergantung dari perbedaan regional dan lokal pada tanah, topografi,
iklim, hidrologi, kualitas air, vegetasi dan berbagai faktor lain termasuk juga
aktifitas manusia. Dua jenis umum lahan basah yang dikenal yaitu tidal wetland
dan non-tidal wetland.
1.
Tidal wetland
: adalah lahan basah yang berhubungan dengan estuari,
dimana air laut bercampur dengan air tawar dan membentuk
lingkungan dengan bermacam-macam kadar salinitas. Fluktuasi
pemasukan air laut yang tergantung pada pasang surut seringkali
menciptakan lingkungan yang sulit bagi vegetasi, salah satu yang dapat
beradaptasi disini adalah tumbuuhan mangrove dan beberapa tanaman
yang tahan terhadap salinitas.
2.
Non-tidal wetland
: adalah lahan basah yang biasanya berada di
sepanjang aliran sungai, di bagian yang dangakal dikelilingi oleh tanah
kering. Keberadaannya tergantung musim, dimana mereka akan
mengering pada satu atau beberapa musim di setiap tahunnya. Tipei ni
bisa di ditemui di Amerika atau Alaska. (EPA,2006)
2.4.3 Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Indonesia bermacam-macam, antara lain:
a)
Organosol atau Tanah Gambut atau Tanah Organik
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan
rawa atau rumput rawa, dengan ciri dan sifat: tidak terjadi deferensiasi
horizon secara jelas, ketebalan lebih dari 0.5 meter, warna coklat
hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur,
konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organik lebih dari 30%
|