Start Back Next End
  
27
Berikut
adalah rumus untuk menghitung EOQ :
Keterangan :
D = Jumlah Kebutuhan Barang (unit / tahun)
S = Biaya Pemesanan atau Biaya Setup
(rupiah
/ pesanan) H = Biaya Penyimpanan (rupiah /
unit / tahun)
Q* = Jumlah Pemesanan (unit / pesanan)
2.6.1 Lead Time
Pengertian lead time yang dinyatakan Fien Zulfikarijah (2005:96) merupakan
waktu yang dibutuhkan antara pemesanan dengan barang sampai diperusahaan,
sehingga lead time berhubungan dengan reoder point
dan saat penerimaan barang.
Lead Time muncul karena setiap pesanan membutuhkan waktu dan tidak semua
pesanan bisa dipenuhi seketika, sehingga selalu ada Jeda waktu. Lead time sangat
berguna bagi perusahaan yaitu pada saat persediaan mencapai nol, pesanan akan
segera tiba diperusahaan. Dalam EOQ, lead time
diasumsikan konstan artinya dari
waktu ke waktu selalu tetap misal lead time 5 hari, maka akan berulang dalam setiap
periode. Akan tetapi dalam prakteknya lead time banyak berubah-ubah, untuk
mengantisipasinya perusahaan sering menyediakan safety
Stock.
Dari pembahasan
diatas faktor waktu sangatlah penting dalam pengisian kembali persediaan karena
terdapat perbedaan waktu yang kadang cukup lama saat mengadakan pesanan untuk
menggantikan atau pengisian kembali persediaan.
2.6.2 Titik pemesanan ulang (Reorder Point – ROP)
Siagian (2005:178), titik
pemesanan
ulang
(Reorder
Point
ROP),
yakni
tingkat
persediaan
dimana harus
dilakukan
pemesanan
kembali.
Agar pembelian
bahan yang sudah ditetapkan dalam
EOQ  tidak  mengganggu  kelancaran
kegiatan 
produksi, 
maka 
diperlukan waktu
pemesanan
kembali
bahan baku.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi titik pemesanan kembali adalah :
1.
Lead 
Time.
Lead 
time
adalah 
waktu 
yang 
dibutuhkan 
antara 
bahan 
baku dipesan
hingga
sampai diperusahaan.
Lead
time
ini
akan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter