Start Back Next End
  
17
Menurut 
Siagian  (2002,
p.121), 
indikator-indikator   yang 
dapat 
dilihat 
sebagai
berikut:
1.
Iklim  saling
mempercayai.
2.
Penghargaan terhadap
ide bawahan.
3.
Memperhitungkan
perasaan para bawahan.
4.
Perhatian pada
kenyamanan kerja
bagi para bawahan.
5.
Perhatian pada kesejahteraan
bawahan.
6.
Memperhitungkan
faktor
kepuasan kerja
para
bawahan
dalam
menyelesaikan
tugas tugas
yang dipercayakan padanya.
7.
Pengakuan atas status para bawahan secara tepat
dan professional.
2.4
Kepuasan Kerja Karyawan
Wibowo (2008, p299) mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif
atau negatif yang dilakukan individu terhadap pekerjaan mereka. Robbins (2009,
p300) mengatakan walaupun kepuasan kerja merupakan sikap bukan prilaku, tetapi
hasilnya penting bagi manajer karena karyawan yang puas lebih rajin masuk kerja,
memiliki kinerja yang lebih baik, dan niat untuk bertahan di organisasi. 
Locke (1996:187) dalam Adiko Winnetouw (2008) mengemukakan bahwa
kepuasan kerja adalah apa yang dirasakan oleh seseorang pekerja atas pekerjaan
mereka, hal ini menunjukan bahwa sejauh mana individu
merasakan hasil yang
sesuai dari yang mereka harapkan dari sesuatu pekerjaan sehingga nantinya akan
secara langsung mempengaruhi kinerja karyawan.
Davis (dalam Iriana dkk, 2004)
mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sekumpulan perasaan menyenangkan dan
tidak menyenangkan terhadap pekerjaan mereka. (Jurnal Economia, Vol.8, p14)
Menurut Veithzal Rivai (2004, p309) mengatakan bahwa kinerja merupakan
prilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan
oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja karyawan adalah sikap dan prilaku positif atau
negatif yang nyata dan dirasakan serta dilakukan oleh karyawan, menunjukan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter