18
perasaan individu dari hasil yang sesuai dari yang mereka harapkan pada suatu
pekerjaan.
2.4.1
Teori Kepuasan Kerja Karyawan
Menurut Wexley dan Yulk (1977) dalam bukunya yang berjudul
Organizational Behaviour and Personnel Psycology
halaman
99 yang dikutip oleh
Moch. Asad (2004, p105) ada dasarnya teori
teori tentang kepuasan kerja yang
lazin dikenal ada tiga macam yaitu:
1.
Discrepancy Theory
Discrepancy theory yang dipelopori oleh porter menjelaskan bahwa kepuasan
kerja seseorang diukur dengan menghitung selisih apa yang seharusnya
diinginkan dengan kenyataan yang dirasakan. Kemudia Locke dalam Moch.
Asad (2004, p105) menerangkan bahwa kepuasan kerja seseorang tergantung
pada perbedaan antara apa yang diinginkan dengan apa yang menurut
presepsinya telah diperoleh melalui pekerjaannya. Orang akan puas apabila
tidak ada perbedaan antara yang diinginkan dengan persepsinya atas
kenyataan, karena batas minimum yang diinginkan maka orang akan menjadi
lebih puas lagi walaupun terdapat discrepancy, tetapi merupakan
discrepancy positif. Sebaliknya, semakin jauh dari kenyataan yang dirasakan
itu bahwa standar minimum sehingga menjadi negatif discrepancy, makan
main besar pula ketidakpuasan terhadap pekerjaannya.
2.
Equity theory
Equity theory
dikembangkan oleh Adams (1963). Adapun pendahulu dari
teori ini yaitu Zaleznik (1958) dikutip dari Locke (1969). Dalam equity
theory, kepuasan kerja seseorang tergantung apakah ia merasakan keadilan
atau tidak atas situasi. Perasaan keadilan atau ketidakadilan atas suatu situasi
diperoleh dengan membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas,
sekantor maupun di tempat lain. Menurut Wexley dan Yulk (1997) dalam
Moch. Asad (2004, p105) Menurut teori ini, elemen
lemen dari equity ada
tiga yaitu:
|