Start Back Next End
  
15
atau misi organisasi. Tujuannya tidak lain agar ideologi organisasi
tetap lestari.
2.
Elemen Behavioral
Elemen yang bersifat behavioral adalah elemen yang kasat mata,
muncul ke permukaan dalam bentuk perilaku sehari-sehari para
anggotanya, logo atau jargon, cara berkomunikasi, cara berpakaian,
atau cara bertindak yang bisa dipahami oleh orang luar organisasi
dan bentuk-bentuk lain seperti desain dan arsitektur instansi. Bagi
orang luar organisasi, elemen ini sering dianggap sebagai
representasi dari budaya sebuah organisasi sebab elemen ini mudah
diamati, dipahami dan diinterpretasikan, meski interpretasinya
kadang-kadang tidak sama dengan interpretasi orang-orang yang
terlibat langsung dalam organisasi.
Keterkaitan antara elemen idealistik dan behavioral
secara
umum dapat dikatakan bahwa kedua elemen budaya organisasi tersebut
bukan elemen yang terpisah satu sama lain. Seperti yang dikatakan
Jocano yang dikutip oleh Ahmad Sobirin dalam bukunya Budaya
Organisasi
mengatakan keduanya merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan, sebab keterkaitan kedua elemen itulah yang membentuk
budaya. Walaupun elemen behavioral
lebih rentan terhadap perubahan
dibanding elemen pertama, elemen kedua (behavioral) bersinggungan
langsung dengan lingkungan eksternal organisasi sehingga ketika
budaya sebuah organisasi terpaksa harus berubah, misalnya desakan
lingkungan, maka biasanya yang pertama kali berubah adalah elemen
behavioral.
2.1.3.2 Fungsi Budaya Organisasi
Menurut Stephen P. Robbins dalam bukunya Organizational
Behavior (p334, 516),
budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi
yaitu:
1.
Berperan menetapkan batasan, karena menciptakan perbedaan
antara satu organisasi dengan yang lainnya.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter