Start Back Next End
  
16
2.
Adanya rasa identitas bagi anggota organisasi.
3.
Menciptakan komitmen
yang lebih luas daripada kepentingan
individu.
4.
Meningkatkan stabilitas sistem sosial karena merupakan perekat
sosial yang membantu mempersatukan organisasi. 
5.
Berfungsi sebagai mekanisme kontrol yang memandu dan
membentuk sikap dan perilaku karyawan, dan membantu mereka
memahami organisasi.
2.1.3.3 Budaya Organisasi yang Kuat dan Lemah
Budaya yang kuat memiliki dampak yang lebih besar terhadap
perilaku karyawan dan lebih terkait langsung dengan menurunnya
perputaran karyawan. Dalam budaya yang kuat
(strong culture), nilai-
nilai inti organisasi dipegang teguh dan dijunjung bersama. Semakin
banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti dan semakin besar
komitmen mereka terhadap berbagai nilai itu, semakin kuat budaya
tersebut.
Menurut Robbins dan Timothy (2013, p514) budaya organisasi
kuat adalah budaya di mana nilai-nilai inti organisasi dipegang secara
intensif dan dianut bersama secara meluas anggota organisasi. Semakin
banyak anggota yang menerima nilai-nilai inti semakin besar juga
komitmen mereka, selain itu semakin kuat budayanya semakin besar
juga pengaruhnya terhadap perilaku anggota, karena hal ini disebabkan
oleh tingginya tingkat kebersamaan. Seperti yang dijelaskan oleh
Robbins dan Mary (2013, p53), ciri-ciri budaya organisasi yang kuat
dan lemah sebagai berikut.
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter