![]() 8
ditawarkan untuk dijual yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun.
Berdasarkan dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa jasa merupakan kinerja
(performance), tidak berwujud dan lebih dapat dirasakan daripada dimiliki. Kondisi
ini cepat ataupun lambat pertumbuhan jasa akan sangat bergantung pada penilaian
pelanggan terhadap kinerja yang ditampilkan oleh produsen.
2.1.2 Klasifikasi Jasa
Sejauh ini banyak pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang skema
klasifikasi jasa, dimana masing-masing ahli menggunakan dasar perbedaan yang
disesuaikan dengan sudut pandangnya sendiri-sendiri. Menurut Fandy Tjiptono dan
Gregorious Chandra (2008: 13) klasifikasi jasa dapat dilihat berdasarkan tujuh
kriteria pokok, diantaranya adalah sebagai berikut.
a.
Segmen Pasar
Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa yang
ditujukan pada konsumen akhir (misalnya: taksi, asuransi jiwa, jasa
tabungan dan pendidikan) dan jasa bagi konsumen organisasi (contohnya:
biro periklanan. Jasa akuntansi, dan perpajakan, dan jasa konsultasi
manajemen).
b.
Tingkat keberwujudan
Rented-goods services
Dalam tipe ini konsumen menyewa dan menggunakan produk
tertentu berdasarkan tarif yang disepakati selama jangka waktu
spesifik, misalnya: penyewaan kendaraan, penyewaan DVD,
penyewaan apartemen, penyewaan rumah, penyewaan kos-kosan,
dan lain sebagainya.
Owned-goods services
Dalam tipe ini suatu produk yang dimiliki konsumen, disepakati
untuk dikembangkan, diperbaiki, dipelihara atau dirawat, dan
ditingkatkan kinerjanya oleh institusi jasa. Misalnya: jasa reparasi
(AC, arloji, motor, mobil, komputer, dan sebagainya).
Non-goods services
Jasa pada tipe ini ditujukan pada jasa personal yang bersifat tidak
nyata (intangible) yang ditawarkan kepada para pelanggan.
|