9
Misalnya: supir, dosen, penata rias, pemandu wisata, dan
sebagainya.
c.
Keterampilan Penyedia Jasa
Berdasarkan tingkat keterampilan penyedia jasa terdapat dua tipe pokok
jasa. Pertama, professional service seperti dosen, chef, konsultan
manajemen, pengacara, dokter, arsitektur, dan lain-lain. Kedua, non-
professional service seperti supir taksi, buruh pabrik, tukang parkir,
pengantar surat, tukang sampah, buruh bangunan, pembantu rumah
tangga, dan sebagainya.
d.
Tujuan Organisasi Penyedia Jasa
Berdasarkan tujuan organisasi, jasa dapat diklasifikasikan menjadi
commercial service atau profit service, misalnya jasa penerbangan, bank,
penyewa mobil, hotel, dan sebagainya. Kemudian non-profit service,
misalnya sekolah, panti asuhan, perpustakaan, museum, dan lain-lain.
e.
Regulasi
Pada aspek regulasi jasa terbagi menjadi regulated service (contoh: jasa
angkutan umum, media masa, perbankan, dan sebagainya), dan non-
regulated service (contoh: jasa katering, kos, asrama, kantin sekolah, dan
lain-lain).
f.
Tingkat Intensitas Karyawan
Berdasarkan tingkat intensitas karyawan (keterlibatan tenaga kerja), jasa
dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu Equipment-Based
Service (contohnya: cuci mobil otomatis, jasa sambungan telepon
internasional dan lokal, ATM, dan lain-lain), dan People-Based Service
(contohnya: pelatih sepak bola, satpam, akuntan, konsultan hukum,
dokter, bidan, dan sebagainya).
g.
Tingkat Kontak Penyedia Jasa dan Pelanggan
Berdasarkan tingkat ini, secara umum jasa dapat dikelompokkan menjadi
High-Contact Service (contohnya: universitas, bank, dokter, arsitek,
penata rias, dan sebagainya). Dan Low-Contact Service (contohnya:
bioskop, jasa layanan pos, jasa PLN, jasa komunikasi, dan sebagainya).
|