20
Dampak positif dari Utopia yang dibangun dalam pikiran seseorang adalah
orang tersebut akan memiliki perasaan
yang lebih bahagia dan nyaman karena
menurut pikirannya yang berada dalam Utopia yang ia ciptakan, tempat di mana ia
berada, hidup dan melakukan kegiatannya sekarang ini adalah sebuah tempat yang
sempurna, sebuah tempat di mana ia seharusnya berada.
Namun hal ini juga dapat menjadi dampak negatif bagi seseorang yang
menciptakan baginya sebuah Utopia psikologis. Karena ia sudah merasa bahwa
segala sesuatu yang ada dalam kehidupannya sudah tepat dan sempurna, ia akan
menolak segala perubahan yang terjadi dalam dunianya. Mereka akan kehilangan
emosi dan terjebak dalam sebuah delusi di mana segala sesuatu yang mereka lihat
dan hadapi adalah yang terbaik bagi mereka. Hidup mereka justru berbalik menjadi
sebuah Dystopia, yaitu kebalikan dari Utopia, sebuah tempat yang negatif, rusak dan
menakutkan, bagi orang lain. Mereka akan memiliki sedikit sampai tidak ada sama
sekali hubungan sosial dengan manusia lainnya dan mereka tidak akan melakukan
sesuatu untuk mengubah hal ini karena menurut pandangan mereka, dunia mereka
adalah sempurna, dan dunia di luar adalah tempat yang menakutkan.
2.3.10 Perbandingan Dunia Nyata dan Utopia
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Utopia adalah sebuah
tempat yang dibuat sedemikian rupa sehingga sedapat mungkin berbeda dengan
dunia nyata tempat manusia tinggal karena tujuannya adalah menjadi sebuah
pelarian, alternatif dari kenyataan. Beberapa Utopia dibuat secara ekstrim untuk
menggambarkan perbedaan dari dunia nyata secara drastis, keras dan mengesankan
bahwa dunia nyata
adalah tempat yang sangat negatif. Namun tidak semua Utopia
berbeda sedemikian jauh dari dunia nyata. Utopia dapat digambarkan dengan banyak
hal dan dalam banyak bentuk. Aisha Yaqub memberi contoh tentang seorang anak
yang selalu di-bully oleh teman-temannya di sekolah. Anak ini membangun Utopia
dalam pikirannya bahwa semuanya baik-baik saja sehingga ia tidak menganggap
perbuatan teman-temannya di sekolah perlu dilaporkan pada orang tuanya atau guru
di sekolah. Ia menjalani hari demi hari dalam keadaan tersebut, hingga pada akhirnya
Utopia yang ia buat hancur dan ia melihat bahwa kehidupannya sangatlah tidak baik,
namun ia terlambat menyadarinya dan tidak dapat berbuat sesuatu untuk mengubah
hal itu.
|