9
2.2.1.7 Arcs
Kebanyakan gerakan natural cenderung untuk mengikuti lintasan yang melengkung,
dan sebuah animasi
menganut
prinsip ini
agar lebih realistis. Ini bisa diterapkan pada
anggota badan
yang bergerak
dengan
sendi, atau benda yang dilempar
bergerak melalui
lintasan berputar. Tidak berlaku terhadap pergerakan mekanik yang cenderung lurus.
(Hlm 62-63)
2.2.1.8 Secondary Action
Penambahan gerakan tambahan
terhadap
gerakan
utama
member kesan sebuah
adegan lebih hidup, dan bisa membantu pergerakan utama. Seseorang bisa saja berjalan
sambil memasukan tangannya ke kantung celana, dia bisa berbicara atau bersiul, atau dia
bisa menunjukan emosi dari ekspresi mukanya.
Dalam hal ekspresi wajah, pada
pergerakan dramatis ini seringkali tidak diperhatikan. Dalam hal ini sebaiknya gerakan
tambahan ini ditempatkan pada awal atau akhir saja, daripada ditengah-tengah. (Hlm 63-
64)
2.2.1.9 Timing
Timing
mengacu kepada jumlah
gambar
atau
frames
yang digunakan pada suatu
adegan, yang mana memperlihatkan kecepatan suatu gerakan pada sebuah film. Timing
sangat untuk menentukan suasana hati, emosi, dan reaksi sebuah karakter. Bisa juga
digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan aspek dari kepribadian karakter. (Hlm
64-65)
2.2.1.10 Exaggeration
Tingkat exaggeration bergantung apakah ingin menggiring sebuah animasi menjadi
realistis atau lebih khas, seperti gaya karikatur. Definisi
dari
exaggeration
oleh Disney,
tadinya
diperuntukan untuk tetap mempertahankan
realisme, hanya saja disajikan lebih
liar dan bentuk yang ekstrem. (Hlm 65-66)
|