![]() 45
Akhirnya, anggota tim
memperkaya
basis
pengetahuan tacit
mereka sendiri
dengan
menambahkan
pengetahuan baru
dan keterampilan
(internalization). Mereka
kemudian
berbagi pengetahuan tacit
(kembali ke socialization dan
terus memutar
seperti spiral).
sudah tersedia untuk mendukung
implementasi suatu proses bisnis, tidak serta merta bahwa knowledge itu akan
menyatu di dalam proses bisnis. Untuk mengintegrasikan knowledge ke dalam proses
bisnis/ manajemen, perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut (Tobing, 2007: 61):
Identifikasi proses bisnis (what to do).
Identifikasi metodologi yang digunakan untuk pelaksanaan proses bisnis.
Identifikasi tool yang digunakan untuk melakukan proses bisnis tersebut.
Identifikasi kualifikasi atau knowledge
level
dari personil yang menjadi
penanggung jawab dan eksekutor dari proses bisnis.
Identifikasi output dari proses bisnis dan indikator keberhasilannya.
Pemetaan kebutuhan knowledge untuk masing-masing proses bisnis dan
dampaknya terhadap output suatu proses.
Untuk mengoperasikan Knowledge Management
Tool, dibutuhkan
pengorganisasian atau pembagian kerja dari para petugas di unit Knowledge
Management (KM), yaitu (Tobing, 2007: 67-68):
Petugas administrasi konten, yaitu petugas yang melakukan administrasi
konten, menyimpan knowledge, membuat direktori knowledge dan merapikan
penyimpanan knowledge
dalam repository Knowledge Management
tool,
sehingga senantiasa mudah diakses
oleh orang yang membutuhkan. Petugas
ini juga yang bertugas untuk melayani permintaan konten dan keluhan-
keluhan mengenai konten.
Petugas administrasi sistem, yaitu petugas yang bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa fungsi-fungsi dan kapabilitas KM Tool berfungsi dengan
semestinya. Petugas ini juga bertanggung jawab menangani dan
mengadministrasikan keluhan-keluhan yang terkait dengan hambatan yang
dialami dalam penggunaan KM Tool.
|