45
umum yaitu (a) ia memiliki preferensi untuk mengerjakan tugas-
tugas dengan derajat kesulitan moderat atau risikonya terhitung,
(b) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul
karena upaya-upaya mereka sendiri dan bukan karena faktor-
faktor lain, seperti halnya kemujuran atau nasib baik, dan (c)
menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan
mereka, dibandingkan dengan pekerja yang berprestasi rendah.
g)
Teori Clyton Alderfer, yaitu Teori ERG
yang dikenal dengan
akronim ERG, dimana E untuk Existence, R untuk Relatedness,
dan G
untuk Growth. Jika ketiga hal tersebut diplot ke dalam
kebutuhan Maslow, maka Existence
dapat dikatakan identik
dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow,
Relatedness
sejalan dengan hierarki kebutuhan ketiga dan
keempat menurut konsep Maslow, dan Growth
mengandung
makna sama dengan
self actualization
menurut Maslow. Teori
Alderfer menekankan dalam tiga hal yaitu, pertama, semakin
tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu akan semakin besar
pula keinginan untuk memuaskannya. Kedua, keinginan
memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi semakin besar apabila
kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan. Ketiga, suatu
kebalikan, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya
lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuaskan
kebutuhan dibawahnya.
h)
Teori Herzberg, yaitu Teori Hygiene yang dikembangkan dikenal
dengan Model Dua Faktor dari motivasi, yaitu faktor
motivasional dan faktor hygiene atau pemeliharaan. Menurut
teori ini, yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang
mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yaitu bersumber
dari dalam diri seseorang, contohnya seperti keberhasilan yang
|