38
mengirim Sentot Ali Basa Prawirodirdjo, yang merupakan bekas panglima
Diponegoro, serta sejumlah pasukan dari pulau Jawa walaupun kemudian
mereka berpihak kepada Kaum Padri. Sejak tahun 1831, Kaum Adat bersatu
dengan kaum Padri untuk menghadapi Belanda.
Pada tanggal 25 Oktober 1833 Belanda menawarkan siasat perdamaian
dengan mengeluarkan Plakat Panjang yang isinya sebagai berikut:
1.
Belanda ingin menghentikan perang
2.
Tidak akan mencampuri urusan dalam Negeri Minangkabau
3.
Tidak akan menarik cukai dan iuran-iuran
4.
Masalah kopi, lada dan garam akan ditertibkan
Imam Bonjol tetap waspada dengan siasat Belanda tersebut. Setelah
tahun 1834, terjadi lagi serangan dan sasaran utama serangan Belanda adalah
Benteng Bonjol yang berhasil direbut pada tanggal 16 Agustus 1837. Belanda
mengajak Imam Bonjol berunding, namun kemudian ditangkap.
Menurut
Suwandy (2010), Imam Bonjol dibawa ke Batavia lalu dipindahkan ke
Minahasa sampai wafatnya pada tahun 1864 dalam usia 92 tahun. Perlawanan
dilanjutkan oleh Tuanku Tambusai yang akhirnya dikalahkan
oleh Belanda
tahun 1838.
|