Start Back Next End
  
5
Sebagai imbalannya, Belanda akan membantu berperang melawan Kaum
Paderi dan sultan diangkat menjadi Regent Tanah Datar mewakili
pemerintah pusat.
Namun pasal-pasal tersebut tidak ditepati janjinya oleh Belanda. janji
kolonial Belanda kepada Kerajaan Pagaruyung pun juga tidak ditepati
Belanda. semua itu omong kosong. Pada akhirnya para pihak bangsawan,
revolusi padri dan kaum adat untuk melaksanakan pertemuan di Bukit
Marapalam. mereka membuat sebuah kesepakatan adat dan agama islam
disatukan. maka terbentuklah falsafah adat Minang Adat Bersendi Syarak,
Syarak Bersendi Kitabullah.
Dan dari pertemuan di bukit Marapalan
tersebut, mereka bersatu untuk melawan mundur Belanda. Namun data dan
bukti ontektik telah dimusnakah oleh Belanada. 
Pada 2 Mei 1833 Yang Dipertuan Minangkabau Sultan Bagagar Alamsyah,
raja terakhir Kerajaan Pagaruyung, ditangkap oleh Letnan Kolonel Elout di
Batusangkar atas tuduhan pengkhianatan. Sultan dibuang ke Betawi, dan
akhirnya dimakamkan di pekuburan Mangga Dua (http://id.wikipedia.org/).
Sepeninggal Sultan Bagagar Alamsyah, perlawanan secara gerilya masih
dilakukan oleh Sultan
Sembahyang III. Akan tetapi perlawanan ini hanya
terjadi sesaat karena pada 1870 Sultan Sembahyang III meninggal dunia di
Muara Lembu (Datoek Toeah, 1976). Dengan
meninggalnya Sultan
Sembahyang III, maka berakhir pula sejarah Kerajaan Pagarung yang
didirikan oleh Adityawarman pada 1347.
2.1.4.
Islam Dan Adat Minangkabau
1.
Adat Bersendi Syarak, Syarak Bersendi Kitabullah
Falsafah Budaya Minang Dalam Adat Bersendi Syarak, Syarak
Bersendi Kitabullah
merupakan salah satu filosofi hidup yang dipegang
oleh masyarakat Minangkabau, yang menjadikan Islam sebagai landasan
utama dalam tata pola perilaku dan nilai-nilai kehidupan. Dengan kata lain,
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter