Barulah pada awal abad ke-20, opium resmi masuk Priangan dan Banten,
setelah pemerintah kolonial Belanda mencabut hak monopoli peredaran dari para
pedagang Cina. Sebagai gantinya, sejak saat itu Belanda mengizinkan agen opium
pemerintah beroperasi secara resmi di kedua wilayah keresidenan itu. Jawa Barat
pun, akhirnya, tak bisa lepas dari rayuan opium.
Di kalangan masyarakat Cina pada masa itu, mengisap opium malah bisa
dikatakan sudah menjadi semacam kebudayaan. Baik untuk kalangan yang tinggal
di kota besar, maupun di kota kecil dan pedesaan. Para hartawan Cina menikmati
opium di rumah mereka, atau di klub-klub opium yang bersifat eksklusif. Sedangkan
Cina miskin mengisap opium di pondok-pondok opium umum, bersama penduduk
setempat.
2.1.3.2. Sistem Perdagangan Candu
Pada masa-masa awal ketika VOC memegang monopoli ini sistem yang
digunakan adalah Amfioen Societeit
yaitu sebuah badan perantara yang melakukan
penjualan candu di wilayah Indonesia dari tangan VOC. Namun system ini dianggap
tidak menghasilkan keuntungan seperti yang diharapkan dan munculnya
perdagangan gelap, sistem itupun dibubarkan dan diganti dengan Amfioen Directie.
Setelah bubarnya VOC pemerintah kolonial Belanda mengganti sistem
monopoli
candu dengan sitem pemborongan atau dikenal dengan Pachtstelsel.
Sistem pemborongan ini disebut Opiumpacht dan dijalankan selama abad ke-19. Para
pemborong atau yang disebut pachter
banyak melakukan tindakan korupsi dan
terlibat dalam perdagangan gelap. Mereka juga melakukan pemerasan terhadap
rakyat yang berhutang candu, yang membuat rakyat menjadi miskin. Sistem
Opiumpacht dinilai sangat merugikan dan ditentang oleh banyak orang terutama oleh
Anti Opium Bond pada tahun 1890.
Pada akhir abad 19 sistem penjualan candu yang baru, Opium Regie
dicetuskan. Ini merupakan monopoli penjualan candu oleh pemerintah secara
keseluruhan mulai dari impor hingga candu sampai ke tangan pembeli. Sistem
Opium Regie
ini mengadopsi dari sistem yang dijalankan oleh Perancis di
Indo
China. Opium Regie mulai diberlakukan pada tahun 1894 di Madura dan pulau Jawa.
|