Start Back Next End
  
2.2.3. Kisah Gatot Kaca
 
Raden Gatotkaca
adalah putera Raden Wrekudara, Pandawa yang
kedua. Kesaktiannya dikisahkan luar biasa, antara lain mampu terbang di
angkasa tanpa  menggunakan sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat
tulang besi". Ibunya 
seorang putri raksasa bernama Dewi Arimbi . Arimbi
bukan sekadar penghuni hutan biasa, melainkan putri Prabu
Tremboko dari Kerajaan Pringgadani, negeri bangsa rakshasa.
Kisah kelahiran Gatotkaca
 
Kisah kelahiran Gatotkaca dikisahkan secara tersendiri
dalam pewayangan Jawa. Namanya sewaktu masih bayi adalah Jabang
Tetuka. Sampai usia satu tahun tali pusarnya belum bisa dipotong walau
menggunakan senjata apa pun. 
 
Arjuna (adik Bimasena)
pergi
bertapa untuk mendapatkan
petunjuk dewa demi menolong nasib keponakannya itu. Namun pada saat
yang sama Karna, panglima Kerajaan Hastina juga sedang bertapa mencari
senjata pusaka.
Karena wajah keduanya
mirip, Batara Narada selaku
utusan kahyangan memberikan senjata Kontawijaya kepada Karna, bukan
kepada Arjuna. Setelah menyadari kesalahannya, Narada pun menemui
Arjuna yang sebenarnya. Arjuna lalu mengejar Karna untuk merebut senjata
Konta.
 
Pertarungan pun terjadi. Karna berhasil meloloskan diri membawa
senjata Konta, sedangkan Arjuna hanya berhasil merebut sarung pembungkus
pusaka tersebut. Namun sarung pusaka Konta terbuat dari Kayu Mastaba
yang ternyata bisa digunakan untuk memotong tali pusar Tetuka.
Akan tetapi
keajaiban terjadi. Kayu Mastaba musnah dan bersatu dalam perut
Tetuka. Kresna yang ikut serta menyaksikannya berpendapat bahwa pengaruh
kayu Mastaba
akan menambah kekuatan bayi Tetuka. Namun ia juga
meramalkan bahwa kelak
Tetuka akan tewas di tangan pemilik senjata
Konta. 
 
Dengan kehendak dewa-dewa, bayi Gatotkaca itu dimasak seperti
bubur dan diisi dengan segala kesaktian; karena itu Raden Gatotkaca berurat
kawat, bertulang besi, berdarah gala-gala, dapat terbang di awan dan duduk di
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter