Start Back Next End
  
5
“Ada 2 faktor. Yang pertama adalah karena UUD (Ujung-ujungnya duit)
alias bisnis. Karena Prambors bukan radio sosial, harus bisa make a good
business. Harus bisa dapet uang yang lebih banyak. Supaya dapet uang
lebih banyak, banyakin pasang iklan. Kalau mau iklan banyak,
pendengarnya juga harus banyak. Supaya pendengarnya banyak,
produknya harus memuaskan orang banyak. Maka dari itu dilakukan
perubahan produk supaya bisa diterima oleh orang kebanyakan. 
Yang kedua adalah kompetisi. Jangankan Radio Prambors, brand apapun
media apapun walaupun udah top di market, ketika pesaingnya ngelakuin
sesuatu, pasti akan tergerus kemakan dan kegoyang nggak boleh diem
aja. Kalau prambors sebenernya agak kelamaan diemnya sehingga
kompetitor naiknya terlalu pesat. Makanya Prambors harus buat bukan
sekedar revisi. Ibarat skripsi nggak bisa kalau cuma revisi doang, harus
ganti total ganti judul. Karena kalau hanya sekedar revisi, hasilnya nggak
akan terlalu signifikan. Karena radio lain growingnya sudah lebih cepat.”
“Apakah Perubahan yang paling dirasakan Pasca revitalisasi
Prambors?”
“Produknya. Cara kita deliver produk jauh berbeda dari sebelumnya.
Prambors yang dulu akan sering mengandalkan insting, personal taste,
kreatifitas. Kalau denger lagu komennya: “kayanya enak nih, kayanya
nih lagu bakalan jadi hits nih”. Dari sisi kreatif: “eh bikin ini yuk!
kayanya lucu nih”, lalu dicoba apakah idenya berhasil apa nggak. Tapi
karena jaman dulu Prambors masih jadi top of mind, 6-7 tahun lalu
kompetisinya belom terlalu tight, nggak ada yang sebagus Prambors, ya
orang terima-terima aja karena tidak ada pilihan lain. Sementara sekarang
ada banyak pilihan, dan pilihannya bagus-bagus pula. Itu harus diubah
caranya gak bisa cuma ngandelin insting. Nggak bisa satu orang bisa tau
apa kemauan semua orang, kecuali lewat riset. Jadi sekarang Prambors
setiap sebelum deliver apapun, contohnya musik, harus dites dulu. Kalau
skornya jelek nggak diputer, kalau bagus pun tetep harus di tes sekali
lagi. So far itu sih yang paling signifikan. Cara kita men-serve
produknya.”
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter