Start Back Next End
  
dunia luar,
ia tidak pernah berhenti belajar. Dari buku-buku dan surat
kabar yang dibawa abangnya Kartini muda mendalami bahasa Belanda
dan ilmu sosial politik. Dengan penguasaan bahasa Belanda yang baik
ia bercerita kepada sahabat penanya melalui surat-surat berisi
pemikirannya. Pemikiran modern inilah yang membuat Kartini bertekad
untuk mendapatkan keadilan bagi rakyatnya.
Semua pemikirannya ia
curahkan dalam surat-surat yang akhirnya disusun menjadi sebuah buku
yang dikenal sebagai Habis Gelap Terbitlah Terang
atau
Door
Duisternis Tot Licht dalam bahasa Belanda.
d.
Dewi Sartika
Dewi Sartika berhasil mewujudkan cita-citanya untuk
memajukan perempuan dengan mendirikan Sakola Kautamaan Istri
pada tahun 1904 di Bandung. Paradigma masyarakat Sunda saat itu
memandang perempuan hanya boleh mengurusi ursan rumah tangga,
tidak perlu sekolah. Didasari atas penolakan itu Dewi Sartika mulai
mengajarkan keterampilan baca tulis dan menjahit kepada gadis-gadis
di sekitar kediamannya. Hingga akhir hayatnya Dewi mengabdikan
dirinya demi kemajuan pendidikan kaum perempuan di nusantara.
e.
Rohana Kudus
Rohana Kudus adalah jurnalis perempuan pertama Indonesia
yang berasal dari Sumatera Barat. Beliau adalah kakak tiri dari Soetan
Sjahrir, perdana menteri pertama Indonesia, juga bibi dari Chairil
Anwar. Rohana yang notabene tidak mengenyan pendidikan formal
semasa kecil, memiliki ketertarikan terhadap politik, gaya hidup bangsa
Eropa yang ia ketahui dari istri pejabat Belanda yang menjadi
kawannya. 
Berbekal pengetahuannya yang luas, Rohana berhasil
mewujudkan mimpinya menerbitkan Sunting Melayu, surat kabar
pertama Indonesia yang keseluruhan krunya adalah perempuan. Beliau
menerima banyak penghargaan atas usahanya mempelopori pendirian
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter