Start Back Next End
  
Saat penyerangan yang dipimpin oleh Letnan Hoogers atas
bentengnya terjadi, Pocut Baren tertembak dan kakinya terluka parah
karena timah panas. Kaki yang telah menjadi penopangnya selama
berjuang di jalan Allah SWT selama ini pun ia relakan karena
harus
diamputasi. Menyadari itu Pocut Baren mengubah haluan
perjuangannya dengan menapaki jalur pemerintahan. Ia mengabdikan
sisa hidupnya untuk memakmurkan rakyat desa kelahirannya.
h. 
Cut Nyak Meutia
Cut Nyak Meutia digambarkan sebagai sosok jelita dari tanah
Aceh yang turut berperang bersama ribuan prajurit mengusir Belanda
dari wilayah mereka. Pernikahannya dengan Teuku Syamsarif berakhir
pada perceraian karena suaminya menggilai kemewahan dan menjalin
kerjasama dengan Belanda. Ia dengan tegas menuntut cerai karena
kebenciannya yang amat terhadap penjajah. Beruntung suami keduanya
adalah pria alim yang memiliki visi sama, Teuku Chik Tunong.
Bersama suaminya Cut Nyak Meutia bergerilya menyerang
pasukan Belanda bertubi-tubi hingga kewalahan. Namun Teuku Chik
Tunong tertangkap dan dieksekusi, ditemani sang istri di saat
terakhirnya, dengan berpesan bahwa ia harus tabah dan tetap taat di
jalan Allah SWT.
Perjuangan Cut Meutia belum berakhir. Berdasarkan wasiat
mendiang suaminya ia menikah kembali dengan Pang Nanggroe.
Keduanya membuat perlawanan sengit bagi Belanda hingga akhir hayat
mereka yang wafat sebagai syuhada. 
i.
Pocut Meurah Intan
Pocut Meurah Intan berasal dari keturunan bangsawan dan
bersuamikan Tuanku Abdul Majid. Namun suatu hari ia menyerah
kepada Belanda dan ini menyulut kemarahan besar Pocut Meurah Intan
yang anti penjajah. Ia menuntut cerai dan memutuskan untuk
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter