Start Back Next End
  
Gambar 4
Siger pada suku Lampung yang beradatkan saibatin memiliki lekuk tujuh dan
dengan hiasan batang/pohon sekala di masing-masing lekuknya ini memiliki
makna ada tujuh adok/gelar pada masyarakat pesisir yaitu Suttan/dalom, Raja
jukuan/dipati, Batin, Radin, Minak, Kimas dan Mas/inton, gelar/adok ini hanya
dapat digunakan oleh keturunan lurus dengan kata lain masih kental dengan
nuansa kerajaan, dimana apabila bukan anak maka dia tidak berhak
menggunakan gelar/adok raja begitu juga dengan gelar/adok lainnya.
Sedangkan pada bentuk, siger saibatin sangatlah mirip dengan Rumah Gadang
kerajaan Pagatuyung seperti Istano Si Lindunang Bulan, yaitu rumah pusaka
dari keluarga besar ahli waris
dari keturunan Daulat Yang Dipertuan Raja
Pagaruyung dan juga Museum Adityawarman di daerah Minangkabau, Provisi
Sumatera Barat. Maka dari itu Lampung Sabatin mendapat pengaruh dari
kerajaan Pagaruyung, hal ini berkaitan dengan sejarah berdirinya Paksi Pak
Sekala Bekhak (Buay Bejalan Diway, Buay Pernong, Buay Nyerupa dan Buay
Belunguh), dimana pada masa masuknya islam di daerah lampung pada masa
kerajaan di tanah sekala bekhak, mendapat pengaruh dari kerajaan pagaruyung
yang disebarkan oleh Ratu Ngegalag Paksi. Selain itu banyak kesamaan antara
adat saibatin dengan ada pagaruyung seperti pada saat melangsungkan
pernikahan, tata cara dan alat yang digunakan memiliki banyak kemiripan.
Siger Pepadun
Siger Pepadun
memiliki lekuk sembilan yang berartikan ada Sembilan marga
yang bersatu membentuk Abung Siwo Megon. Bentuk dari siger pepadun
sangat menyerupai dengan bentuk buah sekala, hal ini pun bukanlah mustahil
dikarenakan kerajaan sekala bekhak merupakan cikal bakal ulun lampung, dan
proses terbentuknya abung siwo megou merupakan penyebaran orang lampung
dari dataran tinggi Sekala Bekhak di Gunung Pesagi. Hal ini dapat dilihat dari
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter