![]() Peranan kepemimpinan dalam organisasi yaitu harus bertanggung jawab dan
mampu menggerakan berbagai sumber daya sehingga menciptakan etos kerja dan
produktifitas kerja yang tinggi guna mencapai tujuan yang sudah ditentukan (Jabar,
2006).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapa
disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah sebuah penggabungan antara seni da
ilmu pengetahuan dimana
terjadi sebuah proses peranan yang ku at antara pemimpi
dengan pengikutnya dalam
mengkoordinasi, memotivasi, dan mendorong para pengikutny
guna mencapai tujuan
organisasi.
2.1.2 Teori kepemimpinan
Dalam bukunya, Schultz & Schultz (2006) menyebutkan beberapa teori
mengenai Kepemimpinan dari beberapa tokoh, yang didasari tiga hal yaitu: sifat dan
perilaku pemimpin, karakteristik karyawan, dan keadaan atau situation. Berikut empat
teori yang disebutkan:
1. Teori Contingency
Menurut Fred Fiedler (1978) mengutip dari Schultz & Schultz (2006),
keefektifan seorang pemimpin diukur dari interaksi antara karakteristik pribadi
pemimpin dengan karakteristik situasi kepemimpinan. Secara ringkas keefektifan
seorang pemimpin ditentukan oleh situasi. Dalam teori ini dijelaskan bahwa seorang
pemimpin diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu,
a. Person-Oriented: Pemimpin lebih manusiawi dalam menjalankan
tugasn ya bersama para pengikut n ya.
b. Task-Oriented: Pemimpin sangat memperhatikan tenggat waktu dalam
mengerjakan tugas, sehingga cepat menyelesaikan tugas.
2. Teori Path-Goal
Teori ini berfokus pada bentuk perilaku pemimpin yang membebaskan pengikut
n ya untuk mencapai tujuan mereka diman a pemimpin meningkatkan motivasi
kepuasan dan kinerja para pen gikut. Dengan kata lain, pemimpin yang efektif dapat
membantu karyawan dalam mencapai goal atau tujuan organisasi. Huouse (1971),
House & Mitchell (1974) mengutip dari Schultz & Schultz (2006)
mengklasifikasikan pemimpin kedalam 4 tipe:
|