![]() 9
3. Faktor ketidakpastian penggunaan, berasal dari dalam perusah aan yang
disebabkan oleh kesalahan dalam peramalan permintaan, kerusakan mesin,
keterlambatan operasi, bahan cacat, dan berbagai kondisi lainnya.
4. Faktor ekonomis adalah adanya keinginan perusahaan untuk mendapatkan
alternatif biaya rendah dalam memproduksi atau membeli item dengan
menentukan jumlah yang paling ekonomis.
2.3 Sistem Persediaan
Sistem persediaan adalah suatu mekanisme mengen ai bagaimana
mengelola masukan atau input yang sehubungan dengan persediaan menjadi
keluaran atau output dimana untuk itu diperlukan umpan balik agar output
memenuhi standar tertentu. Mekanisme sistem ini adalah pembuatan
serangkaian kebijakan yang memonitor tingkat persediaan, menentukan
persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar
pesanan harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan menjamin
tersedianya produk jadi, barang dalam proses, komponen, dan bahan baku
secara optimal, dalam kuantitas serta waktu yang optimal (Baroto, 2002, p. 53).
Di dalam masalah persediaan ada dua tinjauan yang dibahas yaitu berapa
kuantitas yang dipesan dan kapan dilakukan pemesanan untuk persediaan.
Variabel keputusan dalam pengendalian p ersediaan tradisional dapat
diklasifikasikan ke dalam variabel kuantitatif seperti berikut (Baroto, 2002, p.
54):
1. Berapa banyak jumlah barang yang akan dipesan atau dibuat.
2. Kapan pemesanan atau pembuatan harus dilakukan.
3. Berapa jumlah persediaan pengaman.
4. Bagaimana mengendalikan persediaan.
Secara luas, tujuan dari sistem persediaan adalah menemukan solusi
optimal terhadap seluruh masalah yang terkait denga
persediaan. Untuk
menemukan solusi optimal terdapat batasan yang diseb
dengan biaya
persediaan. Biaya persediaan adalah semu a pengeluaran da
k erugian yang
timbul akibat persediaan. Biaya tersebut adalah harg
pembelian, biaya
pemesanan, biaya pen yiapan, biaya penyimpanan, dan biay
kekurangan
persediaan (Baroto, 2002, p. 55).
2.3.1 Reorder Point atau Titik Pemesanan
Berkaitan dengan kapan persediaan harus diisi, kita memerlukan
pertimbangan keputusan untuk memperhitungkan lamanya waktu tunggu
ataupun jangka waktu pengiriman. Waktu kapan memesan persediaan biasanya
diekspresikan sebagai istilah ROP atau Reorder Point yan g menunjukkan pada
tingkat persediaan manakah pemesanan harus dilakukan (Render, 2012, p.205).
Persamaan mengasumsikan permintaan selama waktu tunggu (d) dan
lead time (L) itu sendiri bersifat konstan. Adapun persamaan untuk menghitung
ROP dan mendapatkan nilai dari permintaan selama waktu tunggu adalah:
ROP = d x L
Keterangan:
ROP = Reorder Point
d = demand atau permintaan per hari
|