Home Start Back Next End
  
Dari  definisi  di  atas,  dapat  dicontohkan  ketika  seseorang  melihat  mobil.  Jika 
mobil  secara  kasat  mata  dan  dilihat  dari  b agian  fisik,  maka  hal  tersebut  adalah 
penanda.  Namun,  disebut  petanda  jika  dari  fisik  mobil  tersebut,  diuraikan  menjadi 
kata  ‘mobil’,  yaitu kendaraan  roda  empat  dengan  menggunakan  mesin.  Selanjutnya, 
jika  pandangan  tentang  mobil  berubah  menjadi  identik  kendaraan  orang  kaya,  dan 
jika  orang  yang  memiliki  mobil  dianggap  sebagai  orang  yang  mapan  dalam  segi 
ekonomi.  Maka  pembangkit  makna  yang  berdasarkan  psikologis  atau  sosial  seperti 
itu disebut sebagai signif ikasi.  
Tanda terdapat di mana-mana, tidak han ya kata, gerak isyarat tubuh, lampu lalu 
lintas,  bendera,  warna,  dan  sebagainya  dapat  pula  menjadi  tand a.  Semua  hal  dapat 
menjadi  tanda,  sejauh  seseorang  menafsirkann ya  sebagai  sesuatu  yang  menandai 
suatu  objek  yang  merujuk  pada  atau  mewakili  sesuatu  yang  lain  di  luarnya. 
Contohnya,  ketika  seseorang  menggunakan  liontin salib,  hal  tersebut dapat  dianggap 
sebagai  tanda,  serta  dapat  ditafsirkan  bahwa  orang  yang  menggunakan  liontin 
tersebut  adalah  orang  Kristiani.  Karena  salib  dapat  ditafsirkan  sebagai  objek  yang 
merujuk atau mewakili agama Kristiani tersebut.  
Kita  menafsirkan  sesu atu  sebagai  tanda  umumnya  secara  tidak  sadar  dengan 
menghubun gk annya  d engan  suatu  sistem  yang  kita  kenal  hasil  konvensi  sosial  di 
sekitar  kita.  Konvensi  sosial  adalah  pertemuan  sekelompok  orang  yang  secara 
bersama-sama  bertukar  pikiran,  pengalaman  dan  informasi  melalui  pembicaraan 
terbuka, saling mendengar dan didengar serta mempelajari, mendiskusikan  kemudian 
menyimpulkan  topik  yang  dibahas  dalam  pertemuan  tersebut. Sepeti  haln ya  ketika 
menafsirkan  bahwa  or ang  yan g  menggunakan  liontin  salib  merupakan  orang 
beragama  Kristiani.  Anggapan  bahwa  salib  =  Kristiani,  merupakan  hasil  dari 
konvensi  sosial.  Yan g  akhirnya  sadar  atau  tidak  sadar,   seseorang  yang  melihatnya, 
akan  terpengaruh  dengan  pendapat  konvensi  sosial  tersebut,  dan  menafsirkan  hal 
yang sama.  
Tidak  semua  suara,  gerakan,  kata,  isyarat  bisa  menjadi  tanda,  namun  hal 
tersebut  bisa  menjadi  tanda  ketika  ia  dib eri  makna  tertentu.  Misalnya  gerakan 
memencet  hidung,  di  dalam  masyarakat  Indon esia,  gerakan  tersebut  tidak  memiliki 
makna  dan  tidak  sebagai  menyampai  pesan.  Namun,  masyakarat  Philipina 
memberikan  makna  di  dalam  gerakan  tersebut  untuk  mengatakan  tidak  mengerti 
mengenai  sesuatu.  Oleh  karena  itu,  ketika  mereka  hendak  menyampaikan  ketidak 
mengertian mer eka, mereka biasanya memencet hidung mereka.  
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter