Home Start Back Next End
  
2
kepuasan dan kesenangan.  Impulsive buying juga  disebut sebagai  pembelian  yang tidak 
terencana  yang  memenuhi  karakteristik  sebagai  berikut  :  terjadinya  pengambilan 
keputusan  membeli  yang  relatif  cepat,  menjadi  lebih  emosional  daripad a  rasional  dan 
tidak  termasuk  pembelian  untuk  baran g  yan g  mudah  diingat,  dan  memerlukan 
perencanaan dalam pembeliannya (Thai, 2003 dalam Shofwan,2010).  
Pengertian  impulsive  buying  yang  digunakan  pada  penelitian  ini  adalah  
pembelian yan g  tidak rasional dan diasosiasikan dengan pembelian yang  cepat dan tidak 
direncanakan, diikuti oleh  adanya konflik pikiran  dan  dorongan emosional (Verplanken 
&  Herabadi,  2001).  Dorongan  emosional  tersebut  terkait  dengan  adanya  perasaan  yang 
intens  yang  ditunjukkan  dengan  melakukan  pembelian  karena  adan ya  dorongan  untuk 
membeli  suatu  produk  dengan  segera,  mengabaikan  konsukensi  negatif,  merasakan 
kepuasan  dan  mengalami  konflik  di  dalam  pemikiran  (Rook  dalam  Verplanken  & 
Herbadi, 2001). 
2.1.1   Dimensi Impulsive Buying
Herabadi  (2003 )  mengatakan  terdapat  dua  dimensi  penting  dalam 
impulsive buying yaitu: 
1.  Kognitif
Dimensi  ini  fokus  pada  konflik  yang  terjadi  pada  kognitif  individu  yang 
meliputi: 
a.  Tidak ada pertimbangan 
b.  Tidak ada pemikiran 
c.  Tidak ada perencanaan 
2.  Afektif 
Dimensi ini fokus pada kondisi emosional konsumen yang meliputi: 
a.  Perasaan senang 
b.  Perasaan gembira 
c.  Rasa bersalah  
  Perilaku  impulsive  buying  merupakan  contoh  yang  khas  dari  situasi 
“hati-versus-benak”,  dimana hasrat emosional  mengalahkan motif-motif rasional 
dalam  pemilihan  sebuah  produk  (Hirschman  &  Holbrook,  dalam  Herabadi, 
2003).  Dalam  situasi  seperti  ini,  muatan  dan  komponen  kognitif  dari  sebuah 
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter