BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesepian (loneliness)
2.2.1 Pengertian Kesepian (loneliness)
Loneliness diartikan seb agai pengalaman yan g tidak menyenan gkan yan g terjadi
ketika hubungan sosial dalam lingkun gan kurang sempurna dalam beberapa hal penting,
baik secara kuantitatif dari kualitatif (Taylor, Peplau & Sears, 2012). Loneliness juga
diartikan sebagai situasi yang terjadi dari kurangnya kualitas hubungan. Hal ini termasuk
situasi ketika jumlah hubungan yang ada lebih kecil dari yang diinginkan atau diterima,
serta situasi dimana keintiman seseorang untuk belum terealisasi.Dalam kedua definisi
tersebut, loneliness dianggap ekspresi perasaan negatif tentang hubungan yang hilang dan
terjadi pada individu dari segala usia (Taylor, Peplau & Sears, 2012). Sedangkan menurut
Russel ( dalam Peplau dan Perlman, 1982) Kesepian merupak an keterbatasan dalam diri
sehingga membawa indiv idu tersebut sulit dan kurang dalam berhubungan sosial.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri- ciri orang yang loneliness yakni
tidak adanya pasangan intim, tidak maksimalnya fungsi keluarga, khususnya ikatan
orangtua dan anak, tidak adan ya hubungan kekerabatan dan partisipasi dalam kerja yan g
sukarela.
2.1.2 Jenis dan Aspek loneliness
Menurut Weiss (dalam Gierveld & Tilburg, 2006) loneliness dapat dibedakan
dalam dua tipe, yaitu :
a. Loneliness Emosional : merupakan ketidak hadirannya sebuah hubun gan intim
atau ikatan emosional yang dekat pada pasangan atau sahabat.
b. Loneliness Sosial : merupakan ketidak hadiran kelompok yang lebih luas dari
hubungan atau jaringan sosial yang menarik, misalnya teman, kerabat, dan
orang-oran g dilingkun gan sekitar.
|