Menurut Rusell (dalam Taylor, Peplau & Sears, 2012) loneliness di didasari tiga
aspek, yaitu ;
1. Personality atau keprib adian merup akan sistem psikofisik yan g menentukan
karakteristik perilaku dan berfikir.
2. Social Diserbility, yaitu adanya keinginan kehidupan sosial yang di senangi
individu dan kehidupan lingkungannya.
3. Depresion terjadi karena adanya tekanan dari diri yan g tidak d apat diatasi,
2.2 Distorsi Kogitif (cognitive distortion)
2.2.1 Pengertian cognitive distortion
Cognitive distortion adalah pikiran tentang kejadian atau peristiwa yan g
mengalahkan diri sendiri yang tidak dap at didukung oleh realitas atau
kenyataan tertentu yang masuk akal. Dalam cognitive distortion seseorang terd apat
hubungan yang kuat antara emosi, pikiran dan perilaku. Emosi yang terbentuk oleh suatu
peristiwa disebabkan oleh penilaian atau pikiran terhadap peristiwa. Sebelum seseoran g
bertindak tehadap suatu peristiwa apapun mak a individu harus memprosesnya dengan
pikiran serta memberikan arti. Individu harus memahami apa yang sedang terjadi,
sebelum dapat merasakan dan menentukan tindakan. Dengan d emikian, kunci pertama
dari emosi dan perilaku adalah bagaimana pikiran individu terhadap situasi. (Navid,J. S.,
2005)
Cognitive distortion juga membuat individu memiliki pikiran yang salah dan
selalu menyalahkan diri sendiri. Pada orang seperti ini ditemukan adan ya p erubahan
dalam jumlah hormon. Hormon noradrenalin yang memegang peranan utama dalam
mengendalikan otak dan aktivitas tubuh juga berkurang pada individu yang mengalami
cognitive distortion. Subjek yang mengalami
over generalisasi berarti ia menampilkan
proses mental yan g berantakan (Navid,J.S., 2005), yaitu secara nyata menyimpulkan
bahwa satu hal yang pernah terjadi pada dirinya akan terjadi lagi berulang kali, dan akan
merasa ter ganggu karenanya. Salah satu akibat yang dapat terjadi pada penalaran akan hal
tersebut adalah penundaan. Kemudian memberi cap berarti mencipatakan sebuah
|