![]() 15
b.
Terjemahan:
a. Angin Topan sedang mendekat, tidak mungkin bisa memancing kan?
b. Demikian, keduanya menikah dan hidup dengan bahagia.
2.4.2 Bentuk Wakedewanai dan Penggunaannya
Teramura (dalam Zhang, 2011:296-298) mengatakan bahwa dalam bentuk
wakedewanai, pertama-tama terdapat pern yataan yang berup a fakta atau suatu
informasi yang diketahui oleh pembicara dan pendengar, lalu diikuti kalimat yang
merupakan pernyataan pemikiran atau imajinasi dari pendengar, dan k alimat tersebut
disangkal atau ditolak oleh pembicara. Sehingga pembicara menggunakan kalimat
bentuk wakedewanai terhadap pemikiran si pendengar yaitu kalimat yang dikenakan
wakedewanai.
Lalu penggunaan Wakedewanai dibagi menjadi tiga jenis, beserta contoh
kalimatnya dapat dilihat di bawah ini:
1. Penyangkalan Kesimpulan
Penggunaan ini sesuai dengan jenis penggunaan p ada wakeda yang berfungsi
untuk Kesimpulan I, khususnya pada kesimpulan akibat. Terdapat kalimat
pendahulu yang menjadi dasar, lalu diikuti suatu kemungkinan yang mudah
menjadi pemikiran bagi pendengar, dan dikenakan dengan wakedewanai yang
berguna menyangkali kemungkinan pemikiran pendengar.
Pola: Kalimat Pendahulu. Kalima t Penyangkal (kemungkinan pemikiran
pendengar) + wakedewanai.
Contoh:
Terjemahan:
Di Jepang, orang-orang yang men yelesaika
pendidikan terakhir pada usia 18
tahun hingga 23-24 tahun dan menikah pada usi
25-26 tahun merupakan hal
biasa, tetapi tidak
berarti semua orang tumbu
dan berkemban g sama seperti
|