52
Merajuk pada Guidelines Kota Tua, 2007, kawasan cagar budaya Kota Tua
direncanakan seb gai sebuah living heritage dan sebagai kawasa
revitalisasi, yaitu
sebagai kawasan yang diproyeksikan menjadi salah satu tempat kegiata
utama skala
kota bagi warga DKI Jakarta untuk berekreasi, berbuday
bertinggal,
dan bekerja
dengan tetap menjaga kelestarian kawasan sebagai kawasan cagar budaya.
2.6. Tinjauan arsitektur kolonial
2.6.1. Arsitektur kolonial di Jakarta
Pada masa penjajahan Belanda, Indonesia mengalami pengaruh Occidental
(Barat) dalam berbagai segi kehidupan termasuk dalam tata kota dan bangunan. Para
pengelola kota dan arsitek Belanda banyak menerapkan konsep lokal atau tradisional
dalam perencanaan dan pengembangan kota, permukiman dan bangunan-bangun an.
(Wardani, 2009).
(Wardani, 2009) menyatakan bahwa adan ya pencampuran bud aya, membuat
arsitektur kolonial di Jakarta menjadi fenomena budaya yang unik. Arsitektur
kolonial di berbagai tempat di Jakarta apabila diteliti lebih jauh, mempunyai
perbedaan-perbedaan dan ciri tersendiri antara tempat yang satu dengan yang lain.
Arsitektur kolonial merupakan arsitektur yang memadukan antara budaya
Barat dan Timur. Arsitektur ini hadir melalui karya arsitek Belanda dan
diperuntukkan bagi bangsa Belanda yang tinggal di jakarta, pada masa sebelum
kemerdekaan.
Arsitektur klonial Belanda adalah gaya desain yang cukup popular di
Netherland tahun 1624 - 1820. Arsitektur kolonial adalah arsitektur cangkokan dari
negeri induknya Eropa kedaerah jajahannya, Arsitektur kolonial Belanda adalah
arsitektur Belanda yang dikembangkan di Jakarta, selama Indonesia masih dalam
kekuasaan Belanda sekitar awal abad 17 samp ai tah un 1942 (So ek iman , 2 011 ).
Kartono (2004) mengatakan bahwa sistem budaya, sistem sosial, dan sistem
teknologi dapat mempengaruhi wujud arsitektur. Perubahan
wujud arsitektur
dipengaruhi oleh banyak aspek, akan tetapi perubahan salah satu aspek saja dalam
kehidupan masyar akat dapat mempengaruhi wujud arsitektur.
Arsitektur kolonial Belanda merupakan bangunan peninggalan pemerintah
Belada dan bagian kebudayaan bangsa Indonesia yang merupakan aset besar dalam
perjalanan sejarah bangsa. (Handinoto, 1996) membagi periodisasi perk embangan
|