53
arsitektur kolonial Belanda di Jakarta dari abad k e 16 sampai tahun 1940-an menjadi
empat bagian, yaitu:
1. Abad 16 sampai tahun 1800-an
Pada waktu ini Indonesia masih disebut sebagai Nederland Indische (Hindia
Belanda) di bawah kekuasaan perusahaan dagang Belanda yang bernama
VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). Selama periode ini arsitektur
kolonial Belanda kehilangan o rientasinya pad a bangunan tradisional di
Indonesia serta tidak mempunyai suatu orientasi bentuk yang jelas. Yang
lebih buruk lagi, bangunan-bangunan tersebut tidak diusahakan untuk
beradaptasi dengan iklim dan lingkungan setempat.
2. Tahun 1800-an sampai tahun 1902
Ketika pemerintah Belanda
mengambil alih Hindia Belanda dari perusahaan
dagang VOC. Setelah pemerintahan Inggris yang singkat pada tahun 1811-
1815. Hindia Belanda kemudian sepenuhn ya dikuasai oleh Belanda.
Indonesia waktu itu diperintah dengan tujuan
untuk memperkuat kedudukan
ekonomi negeri Belanda. Oleh sebab itu, Belanda pada abad ke-19 harus
memperkuat statusn ya sebagai kaum kolonialis dengan membangun gedung-
gedung yan g berkesan grandeur (megah). Bangunan gedung d engan gaya
megah ini disebut gaya arsitektur Neo Klasik.
3. Tahun 1902-1920-an
Antara tahun 1902 kaum liberal di negeri Belanda mendesak apa yang
dinamakan politik etis untuk diterapkan di tanah jajahan. Sejak itu,
pemukiman orang Belanda tumbuh dengan cepat. Dengan adan ya suasana
tersebut, maka indische architecture menjadi terdesak dan hilang. Sebagai
gantin ya, muncul standar arsitektur yang berorientasi ke Belanda. Pada 20
tahun pertama inilah terlihat gaya arsitektur modern yang berorientasi ke
negeri Belanda.
4. Tahun 1920 sampai tahun 1940-an
Pada tahun ini muncul gerakan pembaruan d alam arsitektur, baik nasional
maupun internasional di Beland a yang kemudian mempengaruhi arsitektur
kolonial di Indonesia. Hanya saja arsitektur baru tersebut kadang-kadang
diikuti secara langsung, tetapi kadang-kadang juga muncul gaya yang disebut
sebagai ekletisisme (gaya campuran). Pada masa tersebut muncul arsitek
Belanda yang memandang perlu untuk member i ciri khas pada arsitektur
|