![]() 54
Hindia Belanda. Mereka ini menggunakan kebudayaan arsitektu
tradisional
Indonesia seb agai sumber pengembangann ya.
Tabel 2.12. Periode Perkembangan Arsitektur Kolonial Di Jakarta
TAHUN
GAYA ARSITEKTUR
Abad 16 1800-an
Selama periode ini arsitektur kolonial
Belanda kehilangan orientasinya pada
bangunan tradisional di Indonesia serta
tidak mempunyai suatu orientasi bentuk
yang jelas. Yang lebih buruk lagi,
bangunan-bangunan tersebut tidak
diusahakan untuk beradaptasi dengan
iklim dan lingkungan setempat.
Belanda pada abad ke-19 harus
memperkuat statusnya sebagai kaum
kolonialis dengan membangun gedung-
gedung yang berkesan grandeur
(megah). Bangunan gedung dengan gaya
megah ini disebut gaya arsitektur Neo
Klasik.
Tahun 1800-an - 1902
Tahun 1902 1920-an
Pada 20 tahun pertama inilah terlihat
gaya arsitektur modern yang berorientasi
ke negeri Belanda.
Tahun 1920 1940
muncul gaya yang disebut sebagai
ekletisisme (gaya campuran).
Sumber : (Handinoto, 1996)
2.6.2. Perkembangan langgam arsitektur kolonial di kawasan Kota Tua Jakarta
Batavia mencapai puncak kejayaannya p ada abad 19 tepatnya pada tahun
1870 (Alwishahab, 2008). Pada saat itu, bagian dari Batavia, yaitu Kali Besar yang
saat itu berdekatan dengan pelabuan Sunda Kalapa yang merupakan pusat kegiatan
perdagangan yang menjadi rebutan antara Portugis, Belanda, dan Inggris. Sehingga
pada saat itu, perdagangan di kawasan batavia ini maju pesat. Di
depan muar a
|