17
orang, bahkan anak kembar ya ng identik pun memiliki pe rbedaa n. Adanya
perbedaan itu kadang bisa menghambat proses komunikasi atau bahkan pekerjaan
kita. Perbedaan budaya dapat dilihat dari konteks budaya, perbedaan aspek legal dan
e tika, perbedaan sosial, dan perbedaan tanda-tanda non-verbal.
Konteks budaya merujuk pada pola petunjuk fisik, stimulus lingkungan,
dan
pemahaman tersirat yang menyampaikan arti a ntara dua anggota dalam budaya yang
sama. Dari budaya satu ke budaya lain orang-orang menyampaikan arti contextual
secara berbeda. Sebuah kebudayaan yang memiliki derajat kesulitan yang tinggi
dalam mengkomunikasikan pesan dise but High Context Culture (Budaya Konteks
Tinggi). Sebaliknya, kebuda yaan yang memiliki derajat kesulitan yang rendah dalam
mengkomunikasikan pesan disebut Low Context Culture (Budaya Konteks Rendah).
(Budhiman, et al., 2009:30-32)
a) Budaya dengan low context (budaya konteks rendah) (Budhiman, et al.,
2009:31)
Negara-negara yang termasuk budaya dengan low context adalah
Amerika Utara dan Eropa. Ciri-ciri budaya yang low context ada lah
seba gai berikut:
1. Pe ngambilan putusa n dilakukan dengan lebih cepa t karena fokus berada
pada tujuan dan terbiasa berterus terang.
2. Pe meca han masalah difokuskan pada penyebabnya sehingga prosesnya
tidak bertele-tele.
3. Negosiasi untuk memutuskan sesuatu lebih cepa t apabila ada kekuasaan
untuk memutuskan.
4. Pe misahan antara masalah pribadi dan pe kerjaan dilakukan dengan
sangat ketat.
b) Budaya dengan high c ontext (budaya konteks tinggi) (Budhiman, et al.,
2009:32)
Budaya ini ditemukan di negara-negara timur antara lain Cina, Jepang,
dan Korea.
Ciri-ciri buda ya yang high c ontext adalah sebagai berikut:
|