Cutlip, Center, dan Broom dalam Kriyantono (2012: 28),
membuat kategori berisi ringkasan yan g dilakukan praktisi PR, yaitu
menulis dan mengedit, hubungan media dan penempatan media, riset,
manajemen dan administrasi, konseling, acara spesial, pidato, produksi,
training, dan kontak.
2.2.3. Public Relations Writing
2.2.3.1. Definisi Public Relations Writing
Seorang pakar PR senior, Wisaksono Noeradi, mengatakan bahwa
70% kegiatan komunikasi public relations adalah menulis, sisanya
kegiatan komunikasi lainnya. Ralph Tench menemukan dari beberapa
riset bahwa kemampu an dalam komunikasi secara tertulis, desain, visual,
dan presentasi merupakan hal yang dian ggap fundamental oleh par a
praktisi PR (Kriyantono, 2012: 94).
Public relations writing adalah aktivitas menulis atau membuat
produk-produk tulisan yang didesain untuk membangun dan menjaga
hubungan positif dengan publik yang dapat memengaruhi citra
organisasi. Tujuan adanya produk-produk tulisan tersebut adalah
menginfo rmasi dan memengaruhi sikap dan perubahan perilaku publik
(Kriyantono, 2012: 95).
Praktisi public relations yang profesional harus memiliki keahlian
menulis. Menurut Fraser P. Seitel dalam Kriyantono (2012:95), bahwa
menulis adalah kunci public relations meskipun saat ini adalah er a
komputer. Kesimpulann ya adalah praktisi PR harus bisa dan sering
melakukan kegiatan tulis-menulis, yang berkaitan dengan perusahaan.
Jadi, public relations writing adalah kegiatan tulis-menulis yang
dilakukan oleh praktisi public relations, menghasilkan produk-produk
yang berisi tulisan untuk disebarluaskan kepada publik, dengan tujuan
menciptakan dan menjaga hubungan positif antar publik dengan
seseorang atau organisasi/perusahaan.
|