4) Bising dan getaran ya ng mengganggu pende ngaran harus dikurangi
cukup banyak dalam tiap bagian ruang.
b. Gejala Akustik Pada Ruang Te rtutup
1) Pemantulan Bunyi
Bunyi yang dipantulkan ke dinding dari sumber bun
permukaan
yang keras, tegar dan rata, seperti beton, batu, ples
atau gelas,
memantulkan hampir se mua energi bunyi yang jat
padanya.
Permuka an pemantul cembung cenderung menyebark
gelombang
bunyi dan permukaan yang cekung cenderu
mengumpulkan
gelombang bunyi pantul da lam ruang.
2) Penyerapan Bunyi
Bunyi yang diserap oleh dinding-dinding melalui bahan penyerap
bunyi seperti ba han berpori, penyerap panel, resonator rongga
(Helmholtz). Peneyrapan bunyi ada lah perubahan energi bunyi
menjadi suatu bentuk lain, biasanya panas, ketika melewati suatu
bahan atau ketika menumbuk suatu permukaan. Unsur yang
diperhatikan untuk menunjang penyerapan bunyi dalam akustik
lingkungan:
Lapisan permukaan dinding, lantai dan atap.
Isi ruangan seperti penonton, bahan tirai, tempat duduk
dengan lapisan lunak dan penggunaan karpet.
3) Difusi Bunyi
Bunyi yang dise barkan dari arah sumber bunyi ke dinding, bila
tekanan bunyi di setiap ba gian suatu a uditorium sama dan gelombang
bunyi dapat me rambat dalam semua arah, maka medan bunyi
dikatakan serba sama atau homogen, dengan kata lain difusi bunyi
atau penyebaran bunyi terjadi dalam ruangan. Jenis-jenis ruang
terte ntu me merlukan difusi bunyi yang cukup, yaitu distribusi bunyi
secara merata, mengutamakan kualitas musik dan pe mbicaraan
aslinya, dan menghalangi cacat akustik yang tak diinginkan. Difusi
bunyi diciptakan dengan beberapa cara:
|