Home Start Back Next End
  
“Teori interaksional simbolik  mengemukakan bahwa setiap orang dari orang-
orang  ini    atau  orang-orang  membuat  makna  melalui  sebuah  proses  yang 
dipertajam oleh pemaknaan  orang lain  dan proses pembuatan makna. Asumsi 
teori  ini  adalah  orang-orang  memiliki  cara  tertentu  dalam  melakukan 
pemaknaan, interpretatif (penafsiran), tindakan-tindakan.”  
Dalam penelitian disimpulkan bahwa,  
“Mind  (pikiran), self (diri sendiri), dan society (masyarakat) bekerja bersama-
sama  memengaruhi  bagaimana  orang-orang  melakukan  pemaknaan.  Esensi 
teori  interaksional  simbolik  memperlihatkan  tiga  tema  besar,  yaitu:  (a) 
pentingnya  makna  bagi  perilaku  manusia;  (b)  pentingnya  konsep  mengenai 
diri;  (c)  hubungan  antara  individu  dan  masyarakat.  Relevansi  dan  urgensi 
makna  memiliki  asumsi  bahwa:  (a)  manusia  bertindak  terhadap  manusia 
lainnya  berdasarkan  makna  yang  diberikan  orang  lain  kepada  mereka,  (b) 
makna  diciptakan  dalam  interaksi  antarmanusia,  (c)  makna  dimodifikasi 
dalam proses interpretatif” (Santoso dan Setiansah, 2010:20-21). 
Berdasarkan  uraian  diatas,  teori  interaksionisme  simbolik 
menekankan pada  bagaimana sebuah makna tidak terbentuk  secara langsung, 
melainkan  melalu  proses  penerimaan,  pemrosesan,  dan  dihasilkan. 
Pemaknaan  sebuah  symbol  interaksi  dipengaruhi  oleh  3  hal  yaitu  Mind 
(pikiran),  Self  (diri  sendiri),  dan  Society  (masyarakat)  yang  akan  merubah 
atau  menghasilkan  sebuah  makna  akan  interaksi  yang  muncul.  Teori 
Interaksionisme Simbolik  sangat dibutuhkan keberadaannya dalam penelitian 
ini  untuk  mengukur  bagaimana  interaksi  dimaknai  oleh  setiap  subjek  dalam 
penelitian melalui sudut pandang yang berbeda-beda. 
2.2.4  Teori Hubungan Interpersonal
Robbins  (2006)  mengatakan  bahwa  “Hubungan  interpersonal  adalah 
interaksi  antara  seseorang  dengan  orang  lain  dalam  situasi  kerja  dan  dalam 
organisasi  sebagai  motivasi  untuk  bekerjasama  secara  produktif,  sehingga 
dicapai kepuasan ekonomi, psikologis, dan sosial”.  
Rakhmat  (2005  :  h126)  mengatakan,  hubungan  interpersonal tidaklah 
bersifat  statis,  tetapi  selalu  berubah.  Untuk  memelihara  dan  memperteguh 
hubungan  interpersonal,  perubahan  memerlukan  tindakan-tindakan 
tertentu 
untuk  mengembalikan  keseimbangan.  Ada  empat  faktor  yang  amat  penting 
dalam  memelihara keseimbangan ini, antara  lain  : keakraban,  kontrol,  respon 
yang tepat, dan nada emosional yang tepat. 
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter