13
komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti
komunikasi antarsejawat, juga termasuk selentingan dan gosip (Mulyana,
2007 : 83).
2.2.1.1 Konsep Komunikasi Organisasi
Goldhaber dalam (Romli, 2014:13) mengatakan bahwa
“organizational communications is the process of creating and exchangin g
messages w ithin a network of interdependent relationship to cope with
environmental uncertainty”. Jadi, berdasarkan definisi tersebut komunikasi
organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu
jaringan hubun gan dan diberi batasan sebagai arus pesan yang sifat
hubungannya saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan
yang tidak pasti atau selalu berubah-ub ah.
Ronald Adler dan George pada understanding human
communication dalam (Rohim, 2009:111) menguraikan masing-masing
fungsi dari dua arus komunikasi dalam organisasi. Pertama adalah
downward communication. Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang
yang berada pada tatanan manajemen mengirimkan pesan kepada
bawahann ya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke b awah diantaranya
pemberian atau penyampaian intruksi kerja, penjelasan d ari pimpinan
tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan, penyampaian
informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku dan pemberian
motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Sedangkan upward communication terjadi ketika bawahan
(subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi
dari bawah ke atas ini adalah pen yampaian informasi tentang pekerjaan
ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, penyampaian informasi tentang
persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan
oleh bawahan, penyampaian saran -sar an perbaikan dari bawahan,
penyampaian keluhan dari bawahan tentan g dirin ya sendiri maupun
pekerjaanya.
Arus komunikasi berikutnya adalah horizontal
communication. Tindak komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan
ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang sama. Fungsi arus
|