cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami untuk
penanganan kesalahan.
2.8.6. Mudah Kembali ke Tindakan Sebelumnya
Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna mengetahui
kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna tidak takut untuk
mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.
2.8.7. Mendukung Tempat Pengendali Internal (Internal Locus of C ontrol)
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang
dilakukan pen gguna daripada pengguna merasa bahwa sistem men gontrol pengguna.
Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator
daripada responden.
2.8.8. Mengurangi Beban Ingatan Jangka Pendek
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yan
sederhana atau banyak
tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cuku
waktu pelatihan
untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.
2.9. CSS (Cascading Style Sheets)
Menurut Sulistyawan, Rubianto, Saleh (2008, P32), CSS adalah suatu bahasa
stylesheets yang mengatur tampilan suatun dokumen. Pada umumnya CSS digunakan
untuk mengatur tampilan dokumen. CSS memungkinkan kita untuk menampilkan
halaman yang sama dengna format yang berbed a.
Dengan CSS, tampilan website akan lebih cantik dan konsisten. Ada dua cara untuk
menuliskan kode CSS. Pertama secara internal, yaitu menuliskan langsun g diantara
tag HTML atau XHTML. Kedua secara eksternal, yaitu kode CSS disimpan dalam
file yang terpisah k emudian dipanggil saat halaman w eb dibuka, CSS sendiri
merupakan sebuah teknologi internet yang direkomendasikan oleh W3C (World
Wide Web Consortium) dan diperkenalkan pada tahun 1996.
|