5
BAB 2
2.1
Menurut Nugroho (2001), proyek adalah sekumpulan kegiatan yang saling
berhubungan antara satu dengan lainnya, dengan
menggunakan sumber daya dari
saat awal kegiatan dimulai sampai dengan pada saat akhir kegiatan untuk
memperoleh suatu manfaat tertentu, dimana penggunaan sumber daya dan
manfaatnya dapat diukur. Sedangkan, menurut BPS (1994), proyek konstruksi adalah
suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatukan
dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau
sarana kegiatan lainnya. Kegiatan konstruksi meliputi perencanaan, persiapan,
pembongkaran, dan perbaikan/perombakan bangunan.
Pengertian manajemen konstruksi (construction management) yaitu
bagaimana cara agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat
diaplikasikan oleh manajer proyek secara tepat. Proyek konstruksi merupakan
rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka
waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang
mengolah sumber daya proyek yang menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa
bangunan. Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang dalam tiga dimensi yaitu
unik, melibatkan sejumlah sumber daya, dan membutuhkan organisasi (Ervianto,
2005).
Manajemen Proyek Konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir,
memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek
yang telah ditentukan (Soeharto, 1999). Menurut Soeharto (1999), tujuan dari proses
manajemen proyek adalah sebagai berikut :
1.
Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam hal ini tidak
terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek.
2.
Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi di luar dari
perencanaan biaya yang telah direncanakan.
3.
Kualitas sesuai dengan persyaratan.
4.
Proses kegiatan sesuai persyaratan.
|