dialaminya, sehingga akan berdampak baik pada psychological well-being
individu. Perbedaan strategi coping yang digunakan oleh individu akan
berdampak berbeda-beda pada masing-masing dimensi psychological well-being
(Tomas et al., 2012). Lazarus dan Folkman (1984) mengemukakan bahwa strategi
problem-focused coping lebih digunakan untuk mengembangkan psychological
well-being ketika situasi lingkungan dapat diubah. Dengan melakukan problem-
focused coping, individu dapat mengubah, menyelesaikan, atau menghilangkan
situasi atau keadaan dari masalah yang dihadapinya, sehingga akan berdampak
baik pada kesejahteraan psikologis atau psychological well-being individu.
Namun berdasarkan hasil penelitian pada Andik Lapas di Blitar (Scholichatun,
2011), para Andik Lapas cenderung menggunakan emotion-focused coping karena
terbatasnya pilihan yang mereka milik. Penelitian lain yang dilakukan Karlsen
(2004), menunjukkan adanya hubungan positif dan kuat antara emotion-focused
coping dengan gejala kecemasan dan depresi, yang juga berhubungan negatif
dengan psychological well-being. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui peranan strategi coping terhadap psychological well-
being Andik Lapas.
Selain strategi coping, kemampuan resiliensi juga berpengaruh pada
psychological well-being individu. Kemampuan resiliensi digunakan oleh
individu untuk dapat bertahan mengalami masa sulit yang dihadapi, sehingga
individu dapat bertahan menghadapi permasalahan yang akan berpengaruh pada
berkembangnya psychological well-being individu. Hal ini ditunjukkan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Christopher (2000) yang menyatakan bahwa
semakin tinggi derajat resiliensi akan berpengaruh pada tingkat kepuasan hidup
yang lebih baik yang menjadi prediktor kuat untuk psychological well-being.
Resiliensi dapat membantu para Andik Lapas untuk bertahan dalam situasi sulit di
Lapas sehingga hal itu dapat berdampak baik dengan psychological well-being
para Andik. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tomas et al. (2012)
menemukan bahwa kemampuan resiliensi dapat memprediksi secara signifikan
dan sebagian besar dari dimensi psychological well-being. Maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa resiliensi memiliki peranan penting dalam menjaga
psychological well-being.
|