23
penerbitan reksadana
ini
maka kekuatan
investor lokal akan bertumbuh. Oleh karena itu,
Menteri Keuangan
memberikan penghargaan (Award) sebagai pelopor reksadana kepada
ke 25 reksadana yang diterbitkan pada tahun 1996, sehingga tahun 1996 dapat disebut
sebagai tahun reksadana untuk kalangan Pasar Modal.
Selanjutnya, pertumbuhan reksadana selama tujuh bulan pertama tahun 1997
cukup menggembirakan karena reksadana yang bertambah sebanyak 42 reksadana.
Sayangnya krisis makro yang terjadi sejak pertengahan Juli tahun 1997 berimbas
pada perkembangan selanjutnya. Krisis yang mulanya berasal dari permasalahan mata
uang
mekar
menyebar
ke
aspek-aspek
lainnya, termasuk pasar modal. Reksadana yang
pada hakekatnya terkait dengan instrumen pasar uang dan pasar modal mengalami
imbasnya.
Bahkan
ada
Manajer
Investasi
dan reksadana
yang
terpaksa
ditutup
karena
kondisi perekonomian yang tidak kondusif.
Pada
periode
1999
sampai
tahun
2000
seiring dengan membaiknya pasar telah
membangkitkan kembali optimisme pelaku pasar. Reksadana pun ikut menggeliat. Data
bulan Januari sampai pertengahan tahun 2000 menunjukkan pertumbuhan aset reksadana
yang
konsisten
dan
mampu
menghimpun
kembali dana masyarakat lebih dari Rp. 5.4
trilyun.
Yang
lebih
menggembirakan
adalah
bahwa jumlah pemodal yang memasuki
industri
ini
terus
membengkak. Pada
Tabel 2.1 Statistik
Reksadana dapat dilihat bahwa
jumlah
produk
reksadana
semakin
bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah
investor dan nilai aset bersih yang dikelola oleh Manajer Investasi.
|