43
berpengaruh secara signifikan diantara variabel-variabel bebas
lainnya adalah tingkat
bunga deposito dan variabel harga emas. (Djoko Mursinto, 1994, p13 23).
Beberapa hasil penelitian tentang pasar modal di Indonesia menunjukkan
bahwa
tingkat
pengembalian
investasi
saham yang
dihitung
dari
pendapatan
dividen
dan selisih harga ternyata lebih banyak dipengaruhi oleh variabel mikro (keadaan
fundamental
perusahaan).
Penelitian
di
Bursa Efek Jakarta tentang faktor-faktor
penentu tingkat resiko yang diukur dari nilai variabilitas tingkat pendapatan saham
menunjukkan hasil bahwa tingkat resiko dipengaruhi secara nyata oleh variabel-
variabel
makro,
yaitu
pertumbuhan
ekonomi,
tingkat inflasi, dan kurs valuta asing
(US$/Rp),
sedangkan
dalam variabel
mikro
hanya
struktur
aktiva
saja
yang
mempengaruhi tingkat resiko saham. (Sinaga, 1994, p123).
Penelitian mengenai hubungan harga emas dengan indeks pasar saham
menunjukkan
:
In general, gold allows one to diversify against the kinds of risk that
affect all stock markets simultaneously. For example, in 1973 and 1974 bullion price
tripled when stock markets worldwide dropped dramatically during the oil crisis; the
New
York
Stock
Exchange
dropped
approximately
50
%.
Conversely,
the
price
of
gold dropped from 1982 to 1983, when most stock markets rose during the economic
recovery. Several studies have shown the existence of a small, and sometimes
negative, correlation between gold and stock prices. (Bruno, 1991, p328).
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terjadi korelasi positif antara tingkat
inflasi
dengan
harga
emas,
hal
ini
berarti bahwa
pada
masa
inflasi
investor
yang
melakukan
investasi pada emas cukup
terlindungi oleh adanya kenaikan
harga emas.
|