Home Start Back Next End
  
33
valas dari bank-bank
nasional devisa, telah
menyebabkannya mengalami kesulitan
likuiditas
dan rentabilitas yang parah.
Sedangkan
kenaikan
yang
tajam atas
laju
inflasi
dan
tingkat
suku
bunga
bank,
menyebabkan
perbankan
tidak
dapat
melakukan
penyesuaian
dalam mengamankan
positif
marginnya.  Dan  tidak  mengherankan  bila  rentabilitas  bank-bank  non  devisa  lainnya  pun
dalam waktu yang demikian singkat hancur pula.
Langkah restrukturisasi atas perbankan nasional yang ditempuh pemerintah jelas tidak
terlepas
dari
rentetan
kejadian
sejak
deregulasi perbankan tahun   998 (Bagian Lampiran
mengenai
History
of
Indonesian
Banking
System dan
Banking
Crisis).
Deregulasi
ini
sebagaimana
telah
digambarkan
diatas,
telah memberi ruang gerak yang demikian longgar
terhadap pertumbuhan perbankan. Sekaligus dengan kelonggaran itu pula terjadi persaingan
yang
tidak
wajar
yang
cenderung
mengabaikan prinsip-prinsip pengelolaan perbankan
yangsehat dan berhati-hati (penegakan prudential banking system).
Dapatlah disimpulkan bahwa titik sentral dari Program Rekap terletak pada upaya untuk
mengatasi
permodalan
perbankan
nasional
yang
telah
tidak
lagi
solvable.
Meskipun
juga
harus diakui bahwa program ini
terkait pula pada upaya pembenahan beberapa unsur
lain dari
CAMEL.
Unsur
-
unsur
lain
yang
dimaksudkan
adalah
menyangkut
pembenahan
(A)sset
quality
dan
(M)anagement.
Perbaikan
unsur
Asset
quality dilakukan
melalui
langkah
restrukturisasi kredit yang bertujuan melakukan perbaikan atas struktur modal dari perusahaan
-
perusahaan debitur macet perbankan yang masih memiliki prospek.
Sementara pembenahan atas Management perbankan telah dilakukan oleh Bank Sentral
melalui
program "
fit
and
proper
test
"
yang
diterapkan
pada
seluruh
manajemen
puncak
perbankan.
Penerapan
atas
"
fit
and
proper
test
"
dilakukan
melalui
penelusuran
kembali
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter