Home Start Back Next End
  
berkesinambungan,
manajemen
mengambil
keputusan
penting
pada
tahun
1982
dengan
memasyarakatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta. Bank Panin merupakan bank pertama di
Indonesia
yang
go
public.
Sebelum
krisis
moneter
1998,
industri
perbankan
Indonesia
mengalami kelebihan
jumlah
bank
dengan
modal
rata-rata
yang
lemah.
Ketika
nilai
tukar
Rupiah
terdepresiasi secara
drastis
yakni
lebih
dari
300%
industri
perbankan
khusunya
terimbas,
yang
dampaknya secara
langsung dapat dirasakan dengan ditutupnya bank-bank,
dilikuidasi
akibat
modalnya
terkikis
serta
rasionya
negatif.
Tetapi
PaninBank beruntung
karena
Manajemennya senantiasa
menganut
kebijakan
yang
menekankan
pada
struktur
permodalan yang kuat, yaitu
minimum dua kali
lipat dari ketentuan
yang berlaku, kebijakan
yang selalu diemban
adalah
menerapkan prinsip kehati-hatian
dalam
setiap
transaksi
yang
dilakukan.
Oleh karenanya Pada tahun 1998,
PaninBank
memperoleh peringkat Bank Kategori
A
dari Akuntan
internasional Price Waterhouse Coopers
yang ditunjuk oleh Bank Indonesia
dan
merupakan
satu-satunya diantara 10
bank papan atas
di
Indonesia
yang
tidak termasuk
dalam
program
rekapitalisasi
pemerintah.
Namun
sentimen
pasar
yang
negatif
dan
iklim
bisnis
yang
tidak
menguntungkan saat
itu,
memaksa
PaninBank
untuk
mengelola
serta
menghadapi tantangan yang terkait dengan kredit bermasalah hingga tahun 2000.
Sementara
itu
pada
tahun
1999,
PaninBank
mengundang mitra
kerjanya
ANZ
Banking Group,
untuk
menjadi pemegang saham strategis di
Bank Panin. Kini ANZ
Bank
memiliki 29.02%
saham
PaninBank.
Dengan
visinya
adalah
untuk
mengembangkan bisnis
ritel  Bank  Panin.  Dengan  terjadinya  hal 
ini  pada  tahun  2000,  PaninBank  melakukan
Word to PDF Converter | Word to HTML Converter