40
Sebagai
bahan
organik,
gambut
dapat dimanfaatkan
sebagai
sumber
energi.
Volume gambut di seluruh dunia diperkirakan sejumlah 4 trilyun m³, yang menutupi
wilayah
sebesar
kurang-lebih
3
juta
km²
atau sekitar
2%
luas
daratan
di
dunia,
dan
mengandung potensi energi kira-kira 8 miliar terajoule.
2.3.2. Pembentukan Gambut
Menurut Wikipedia (id.wikipedia.org) gambut terbentuk tatkala bagian-bagian
tumbuhan yang luruh terhambat pembusukannya, biasanya di lahan-lahan berawa,
karena kadar keasaman yang tinggi atau kondisi anaerob di perairan setempat. Tidak
mengherankan
jika
sebagian
besar
tanah
gambut
tersusun
dari
serpih
dan
kepingan
sisa tumbuhan, daun, ranting, pepagan, bahkan kayu-kayu besar, yang belum
sepenuhnya membusuk. Kadang-kadang ditemukan pula, karena ketiadaan oksigen
bersifat menghambat dekomposisi, sisa-sisa bangkai binatang dan serangga yang
turut terawetkan di dalam lapisan-lapisan gambut.
Lazimnya di dunia, disebut sebagai gambut apabila kandungan bahan organik
dalam tanah
melebihi
30%;
akan
tetapi
hutan-hutan
rawa
gambut
di
Indonesia
umumnya
mempunyai kandungan
melebihi 65% dan kedalamannya
melebihi
dari 50
cm. Tanah dengan kandungan bahan organik antara 3565% juga biasa disebut muck.
Pertambahan lapisan-lapisan gambut dan derajat pembusukan terutama
bergantung
pada
komposisi
gambut
dan
intensitas penggenangan.
Gambut yang
terbentuk
pada
kondisi
yang
teramat
basah akan
kurang
terdekomposisi,
dan
dengan
demikian akumulasinya tergolong cepat, dibandingkan dengan
gambut
yang
|