18
A class of mortgage used by borrowers with low credit ratings.
Borrowers who use subprime loans generally do not qualify for loans
with lower rates because they have damaged credit or no credit
history,
and
are
thus
considered
risky
by
lending
agencies.
Because
the default risk for poor credit borrowers is greater than of other
borrowers, lenders charge a higher interest rate on subprime loans.
Pengertian tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut:
Hipotik yang diambil debitur dengan angka kredit yang rendah
dimana
debitur
tidak qualified
untuk
meminjam dengan
bunga
rendah
karena
memiliki
utang
yang
tertunggak
atau
belum pernah
memiliki
utang
sebelumnya,
dan
debitur
dinilai
berbahaya
oleh kreditur.
Dikarenakan resiko memberikan utang bagi orang miskin lebih besar
dari debitur lain, maka suku bunga pinjaman seharusnya lebih besar
terhadap Subprime loans.
Subprime mortgage
menurut
Lindu Maulana pada tahun 2007 dalam artikelnya
yang berjudul
Subprime Mortgages dan Gejolak Pasar Keuangan
adalah kredit
pemilikan
rumah
dengan
tingkat
risiko
yang
lebih tinggi dibandingkan rata-rata tingkat risiko pasar kredit perumahan. Seorang
debitur
(orang
yang
berutang)
masuk
dalam kategori subprime
jika
ia
setidaknya
pernah menunggak atau terlambat membayar cicilan kredit, sehingga credit score
mereka kurang dari nilai minimum sebagai prime debitor. Credit score di AS berkisar
antara 300
hingga 900 dan kategori subprime diberikan kepada debitur dengan credit
score kurang dari 620. Seorang debitur yang berulang kali terlambat membayar
tagihan atau cicilan utang akan mengalami penurunan credit score.
Sebagai kompensasi bagi kreditur (pemberi utang) dan sekaligus sebagai penalti
bagi
debitur,
kreditur subprime
mortgage
mensyaratkan
tingkat
bunga
yang
lebih
tinggi
dibandingkan
tingkat
bunga
pasar
yang berlaku.
Bagi
debitur,
tingkat
bunga
yang
makin
tinggi
akan
menambah
beban
pembayaran
dan
meningkatkan
peluang
|