47
berbahaya
terhadap
kelangsungan
penjajahannya. Larangan
berlatih
bela
diri
diadakan
bahkan
larangan
untuk
berkumpul dan
berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan
Pencak
Silat
atau
pembelaan
diri
bangsa
Indonesia yang
dulu
berakar
kuat
menjadi
kehilangan
pijakan kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan oleh
kelompok-kelompok
kecil
Pencak
Silat
dipertahankan.
Kesempatan-kesempatan yang
diijinkan
hanyalah
berupa
pengembangan
seni
atau
kesenian
semata-mata
masih
digunakan
di
beberapa daerah,
yang
menjurus
pada
suatu pertunjukan atau
upacara saja.
Hakekat
jiwa
dan
semangat
pembelaan
diri
tidak
sepenuhnya
dapat
berkembang.
Pengaruh
dari
penekanan di
zaman
penjajahan
Belanda
ini
banyak
mewarnai
perkembangan Pencak Silat untuk masa sesudahnya.
3.
Perkembangan pada zaman penjajahan Jepang
Politik Jepang terhadap bangsa
yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Terhadap
Pencak Silat sebagai
ilmu
nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan
Jepang sendiri, dengan
mengobarkan semangat pertahanan
menghadapi sekutu.
Di
mana-
mana
atas
anjuran
Shimitsu
diadakan
pemusatan
tenaga
aliran
Pencak
Silat.
Di
seluruh
Jawa serentak didirkan gerakan Pencak Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada
waktu
itu
telah
diciptakan oleh
para
pembina
Pencak
Silat
suatu
olahraga
berdasarkan
Pencak
Silat,
yang
diusulkan
untuk
dipakai
sebagai
gerakan
olahraga
pada
tiap-tiap
pagi
di
sekolah-sekolah. Usul
itu ditolak oleh Shimitsu
karena khawatir akan
mendesak
Taysho, Jepang.
Sekalipun
Jepang
memberikan
kesempatan
kepada
bangsa
Indonesia
untuk
menghidupkan unsur-unsur
warisan kebesaran bangsa
Indonesia,
tujuannya adalah
untuk
mempergunakan
semangat
yang
diduga akan
berkobar
lagi demi
kepentingan
Jepang
sendiri
bukan
untuk
kepentingan
nasional,
namun
harus
diakui,
ada
juga
|