![]() lkara
I.
Rangkaian sebdum
kara adalah alasan atau penyebab dan
yang
mengikutinya adalah
hasil. hati
hati
jangan membalikkan susunannya.
2. Sebaliknya, apabila predikatnya kata
benda maka
harus
mcnyertak:an kata
da
atau desu sebelurn kara tmtuk
mcnyesuaikan dengan
pola.
Tanpa kala
da atau desu
tersebut
maka akan muncul
pob
baru yang
berbeda
Berdasarkan
pemyataan
Jorde
at.al
terscbut
di
a
as
pada
poin
kedu.a,
yang
mengatakan
bahwa
pemakaian
kara
yang
predikatnya
adalah
kata
benda
maka
hams
menyertakan
kopula da atau
de:m
baru kemudian diikuti kara, dan
apabila
tanpa
mcnggunakan
kopula
da
atau
desu
tersebut
maim
akan
muncul
pola
barn
dengan
makna
yang
sangat
berbeda. Rerikut
kita
dapat
melihat
perbedaannya
secaraje!as
dengan contoh
kalimat di
bawah ini:
o
*-"
ct:e)
-e-rn,
G
'Karena orang Jepan' (JTSL:
289)
P/t:AiJ>G
'Dari orang Jepang' (JTSL : 298)'
Pola
penggunaan
kara
sebagai kata
bantu
yang
mimiliki
fungsi
untuk
mengindikac;ikan alasan
memiliki
pola
yang sudah
ditetapkan secara tata
bahasa,
berikut
ini
adalah pola
pcmakaian kara dalam
lata
bahasa
yang
digambarkan oleh
Alfonso
(1974:541) dalam bentukstructureframe:
I
Untuk kata ke
ja
(ioshi
I:J!Jf!ii4
Koko de
kodornoga t:alrnsan shinda
kru-a
1
Yuumei
ni
natta nodesu.
Sono setsumei
wa
mada wakaranai
kara
Mou
ichido .itte
k:udasai
Kono okashi wa
haha ga
tsukutta
kara
Oishii desu yo
Ishoukemmei yatte iru
kara
Waratte wa
ikcmascn·
Untuk kata sifat
berakhlran 1 (I keiyoushi
--fl!'f!ff;";'n:'- "1!,_-:c===-=----i
Tma tamago
ga
yasui
Takusan tabemashou
Kyou
wa
mou osoi
kara
Mata
ashlta shlma.<;Jhou
Sono
hanashi ga
okashli
Ryokou ga
totemo
t.anoshii
!
kara
1
kara
Warau
no
desu yo
.
Kodomo
wa
waratte
imasu.
|